Suara.com - PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) emiten produsen baja swasta asal Indonesia menandatangani kesepakatan dengan Primetals Technologies Ltd untuk memenuhi pasokan baja gulungan canai panas atau Hot Rolled Coils (HRC) tanpa emisi karbon untuk pasar Eropa.
Dalam kesepakatan tersebut, GRP akan mengintegrasikan konsep Arvedi ESP dari Primetals Technologies, sebuah teknologi revolusioner yang menghubungkan langsung proses-proses casting dan rolling dalam mode tanpa henti.
Executive Chairman GRP, Kimin Tanoto mengatakan kesepakatan ini akan memperkuat status GRP sebagai pionir baja rendah karbon di kawasan Asia Tenggara.
Selain itu, hal ini akan semakin mempertegas keunggulan kompetitifnya saat melakukan ekspor dalam masa penetapan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) oleh Uni Eropa. Ini juga merupakan pencapaian terbaru GRP dalam inisiatif industri Project Green Dragon yang dimiliki oleh perusahaan.
Baca Juga: UMKM Tembus Pasar Belanda: Kisah Inspiratif Anita dan Animers Craft Bersama BRI
Kimin menambahkan, GRP telah menetapkan standar baru dalam produksi baja berkelanjutan dan menangkap peluang nilai premium hijau yang terus berkembang di pasar.
”Melalui kemitraan dengan Primetals Technologies, kami berinvestasi dalam daya saing global industri baja Indonesia untuk menjamin masa depan, sekaligus mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan industri baja secara berkelanjutan dan mencapai target nol emisi karbon pada 2060,” kata Kimin dikutip Selasa (25/2/2025).
Kimin mengatakan, pabrik dengan teknologi Arvedi ESP milik GRP nantinya mampu memproduksi baja HRC ultra-tipis berkualitas tinggi dengan homogenitas yang lebih baik dibandingkan teknologi lain yang saat ini tersedia di pasar.
Manfaat lingkungan dari teknologi ini, termasuk nol emisi CO2 langsung, konsumsi energi yang lebih rendah, serta penghapusan proses canai dingin dan annealing, mendorong pengurangan emisi nyata dalam industri baja global. ”GRP adalah satu-satunya produsen baja di kawasan ini yang berani mengadopsi teknologi secanggih ini demi masa depan dalam mencapai nol emisi karbon Asia dan bersaing di pasar karbon global,” imbuhnya.
Sementara Andreas Viehboeck, Executive Vice President dan Head of Global Business Unit Upstream di Primetals Technologies mengaku antusias bermitra dengan GRP. Terutama, dalam mewujudkan proyek paling maju di Asia dalam mewujudkan ambisi baja rendah karbon/green steel.
Baca Juga: Putin: Perundingan Damai Ukraina Butuh Kepercayaan AS-Rusia, Eropa Akan Dilibatkan Kemudian
“Lini Arvedi ESP di GRP akan menjadi pabrik ke-13 di dunia, yang menerapkan konsep revolusioner endless casting and rolling dari Primetals Technologies, dan kami mengakui GRP sebagai produsen pertama di Asia, di luar Tiongkok, yang mengadopsinya,” kata Viehboeck.
Dibandingkan teknologi lain yang tersedia, lanjut Viehboeck, Arvedi ESP memastikan penghematan energi yang lebih tinggi, hasil material yang lebih baik, serta kualitas produk yang unggul, sambil menjamin tidak adanya penggunaan bahan bakar fosil.
“Hal ini akan memungkinkan GRP menonjol di pasar Indonesia dan internasional, serta memasuki segmen produk bernilai tambah tinggi, termasuk aplikasi otomotif,” jelasnya.
Sementara, Kelvin Fu, Chief Transformation Officer GRP mengatakan, adopsi teknologi Arvedi ESP dari Primetals Technologies, memungkinkan GRP bertransformasi dari produsen komoditas baja mentah menjadi produsen baja berkualitas tinggi dalam waktu singkat. “Tidak ada produsen baja lain di dunia yang berhasil melakukan pergeseran kategori secepat ini,” kata Kelvin.
”Investasi strategis ini tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi lonjakan permintaan global, tetapi juga memperkenalkan teknologi canggih yang meminimalkan dampak lingkungan,” tutup Kelvin.