Suara.com - Kualitas air minum, terutama produk air isi ulang di Indonesia harus menjadi perhatian serius masyarakat dan pemangku kepentingan.
Data Surveilans Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) Kemenkes 2023 menunjukkan bahwa produk air yang diolah depot air minum isi ulang masih banyak yang terkontaminasi bakteri E. Coli sehingga risiko penyebaran penyakit seperti diare, kolera, dan difteri semakin meningkat.
Untuk itu, Yayasan Jiva Svastha Nusantara menggandeng Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kota Bandung untuk menyelenggarakan penyuluhan dan edukasi air bersih.
Berlokasi di Bandung, Jawa Barat, acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan air minum serta cara memilih depot air minum yang aman.
Baca Juga: Air Terjun Janji, Objek Wisata Gratis dengan Panorama Alam Indah di Sumut
Ketua Yayasan Jiva Svastha Nusantara, Felicia Annelinde, menekankan pentingnya kebersihan dan higienitas saat memilih sumber air minum, baik dari air minum dalam kemasan maupun dari depot air minum isi ulang.
“Masyarakat perlu memastikan tidak hanya kebersihan depot air isi ulang, tetapi juga cara pengelolaan air minum yang benar,” ujarnya dikutip Selasa (25/2/2025).
Felicia membagikan beberapa tips sederhana untuk mencegah kontaminasi bakteri seperti menghindari menyentuh leher galon saat mengisi ulang air, karena dapat meningkatkan risiko kontaminasi dari tangan ke dalam air minum.
Gunakan galon yang masih baru atau dalam kondisi baik, karena galon yang terlalu sering dipakai lebih rentan terhadap bakteri dan mikroba. dan pastikan air yang digunakan telah melalui proses sterilisasi, misalnya dengan menggunakan sinar UV atau metode filtrasi yang memadai.
Kemudian rutin membersihkan dispenser air untuk menghindari pertumbuhan bakteri dan jamur.
Baca Juga: Harga Air Mineral di Rapat Prabowo Dibandingkan dengan MBG, Publik: Efisiensi Tapi Minumnya Mahal
Sebagai langkah konkret, Yayasan Jiva Svastha Nusantara meluncurkan program penukaran galon bermerek dengan galon baru tanpa merek secara gratis kepada masyarakat.
“Galon baru tanpa merek dapat ditukarkan kembali dengan galon baru milik depot, sehingga risiko kontaminasi dari galon lama bisa diminimalkan. Berbeda jika menggunakan galon bermerk, pihak depot tidak akan mengganti galon milik konsumen dengan yang baru,” jelas Felicia.
Selain itu, Yayasan juga mendistribusikan panduan kebersihan air minum dalam bentuk brosur dan kampanye digital. Harapannya, informasi ini dapat menjangkau lebih banyak masyarakat yang tidak dapat menghadiri acara secara langsung.
Sementara itu, Ketua Umum IAKMI Kota Bandung, Nilla Avianty, mengimbau masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih depot air minum isi ulang.
“Pastikan depot bersih, bebas banjir, memiliki sertifikasi, dan lolos uji laboratorium. Kualitas air bisa dikenali dari kejernihan, tidak berasa, dan aromanya yang wajar. Masyarakat juga perlu menanyakan hasil uji laboratorium secara berkala untuk memastikan standar kualitas depot tetap terjaga,” kata Nilla.