- Aplikasi i-Pubers : Diadopsi di 27.000 kios pertanian nasional, aplikasi ini memangkas waktu transaksi dari 2 jam menjadi 4 kali lebih cepat. Hingga Januari 2025, 27.092 petani telah menebus pupuk melalui sistem ini dengan total 7.536 ton pupuk.
2. Peningkatan Alokasi Subsidi dan Stok Nasional
- Kenaikan Alokasi Subsidi: Sejak tahun 2024, alokasi pupuk bersubsidi naik dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton. Realisasi distribusi mencapai 6,6 juta ton per November 2024 (87,7% dari total target).
- Stok Strategis: Per Januari 2025, stok pupuk nasional mencapai 1,55 juta ton (1,14 juta ton subsidi dan 411.105 ton nonsubsidi), melebihi ketentuan minimal pemerintah
3. Program Terobosan untuk Petani Milenial
- Program MAKMUR (Mandiri, Aktif, Kreatif, Unggul, dan Rapi) sukses memberdayakan 107.642 petani atau 130% dari target awal. Dengan program ini, Pupuk Indonesia memberikan dengan pendampingan teknis dan akses pupuk nonsubsidi diskon 40-50%. Program ini mencakup 358.885 hektar lahan di 31 kabupaten.
- Pada 2024, Pupuk Indonesia mengadakan Gebyar Diskon, yakni memberikan potongan harga untuk pembelian pupuk non-subsidi yakni nonsubsidi seharga Rp270 ribu/25 kg di 1.077 distributor yang berdampak pada peningkatan penjualan non-subsidi hingga 300%.
4. Optimalisasi Logistik dan Jaringan Distribusi
- Jaringan Distributor : Pupuk Indonesia menambah 1.077 distributor pada 2024, yang mendukung distribusi lebih merata ke berbagai pelosok Indonesia.
Baca Juga: Pupuk Indonesia Berdayakan UMKM Kain Songket Jadi Berjual Nilai Tinggi
- Sistem Early Warning : Teknologi DPCS yang terus dikembangkan hingga saat ini, memantau stok secara real-time di 13 pabrik dan 27.000 kios, mengurangi kelangkaan pupuk di 514 kabupaten.