Kolaborasi Inovatif dan Transformasi Digital, Kunci Pupuk Indonesia Jadi Pilar Ketahanan Pangan Nasional

M Nurhadi Suara.Com
Senin, 24 Februari 2025 | 18:00 WIB
Kolaborasi Inovatif dan Transformasi Digital, Kunci Pupuk Indonesia Jadi Pilar Ketahanan Pangan Nasional
Pupuk Indonesia terus berinovasi guna memudahkan distriusi pupuk bersubsidi di Indonesia
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

-  Aplikasi i-Pubers : Diadopsi di 27.000 kios pertanian nasional, aplikasi ini memangkas waktu transaksi dari 2 jam menjadi 4 kali lebih cepat. Hingga Januari 2025, 27.092 petani telah menebus pupuk melalui sistem ini dengan total 7.536 ton pupuk.

2. Peningkatan Alokasi Subsidi dan Stok Nasional   

-  Kenaikan Alokasi Subsidi: Sejak tahun 2024, alokasi pupuk bersubsidi naik dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton. Realisasi distribusi mencapai 6,6 juta ton per November 2024 (87,7% dari total target).

-  Stok Strategis: Per Januari 2025, stok pupuk nasional mencapai 1,55 juta ton (1,14 juta ton subsidi dan 411.105 ton nonsubsidi), melebihi ketentuan minimal pemerintah

3. Program Terobosan untuk Petani Milenial   

-  Program MAKMUR (Mandiri, Aktif, Kreatif, Unggul, dan Rapi) sukses memberdayakan 107.642 petani atau 130% dari target awal. Dengan program ini, Pupuk Indonesia memberikan dengan pendampingan teknis dan akses pupuk nonsubsidi diskon 40-50%. Program ini mencakup 358.885 hektar lahan di 31 kabupaten.

-  Pada 2024, Pupuk Indonesia mengadakan Gebyar Diskon, yakni memberikan potongan harga untuk pembelian pupuk non-subsidi yakni nonsubsidi seharga Rp270 ribu/25 kg di 1.077 distributor yang berdampak pada peningkatan penjualan non-subsidi hingga 300%.

4. Optimalisasi Logistik dan Jaringan Distribusi   

-  Jaringan Distributor : Pupuk Indonesia menambah 1.077 distributor pada 2024, yang mendukung distribusi lebih merata ke berbagai pelosok Indonesia.

Baca Juga: Pupuk Indonesia Berdayakan UMKM Kain Songket Jadi Berjual Nilai Tinggi

-  Sistem Early Warning : Teknologi DPCS yang terus dikembangkan hingga saat ini, memantau stok secara real-time di 13 pabrik dan 27.000 kios, mengurangi kelangkaan pupuk di 514 kabupaten. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI