Pertanian Presisi: Solusi Peningkatan Produktivitas Petani
Dari sisi strategi transformasi digital, Pupuk Indonesia mengembangkan teknologi pertanian presisi melalui Digital Soil dan Precirice, yakni alat uji tanah digital berbasis AI yang memiliki fitur masukan atau rekomendasi bagi petani terkait pemupukan spesifik untuk tanaman padi.
Merujuk pada sejumlah uji coba yang dilakukan di berbagai daerah, teknologi ini meningkatkan produktivitas lahan hingga 12% dan mengurangi penggunaan pupuk hingga 18%. Dengan implementasi skala nasional, sistem ini diharapkan bisa membantu petani menghemat biaya produksi karena lebih efisien sekaligus meningkatkan hasil panen.
Langkah Pupuk Indonesia yang memanfaatkan AI dalam bisnis mereka ini mendapatkan apresiasi dari pakar teknologi pertanian dari Kementerian Pertanian, Laila Munazah. Menurut Laila, penggunaan AI sebagai pertimbangan rekomendasi pemupukan dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi permasalahan ketidaktepatan dosis pupuk yang selama ini banyak dikeluhkan oleh petani.
“Banyak petani yang masih menggunakan pupuk secara berlebihan tanpa mempertimbangkan kondisi tanah dan kebutuhan tanaman. Dengan sistem berbasis AI, petani bisa mendapatkan rekomendasi yang lebih akurat dan berkelanjutan,” katanya dalam sebuah seminar inovasi pertanian pada tahun 2024 lalu.
![Pupuk Indonesia mengembangkan teknologi pertanian presisi melalui Digital Soil dan Precirice, yakni alat uji tanah digital berbasis AI yang memiliki fitur masukan atau rekomendasi bagi petani [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/24/31329-pupuk-indonesia.jpg)
Revolusi Rantai Pasok melalui Sistem Terintegrasi
Dalam mendistribusikan pupuk dari pabrik, kios hingga sampai ke tangan petani, Pupuk Indonesia mengimplementasikan sebuah sistem yang memungkinkan pemantauan distribusi pupuk secara realtime melalui Distribution Planning & Control System (DPCS). Teknologi ini juga sudah dilengkapi Early Warning System yang berguna untuk memprediksi kekurangan stok lintas daerah. Sehingga, membantu Pupuk Indonesia untuk lebih akurat dalam perencanaan distribusi. Berdasarkan data yang dikutip Redaksi Suara.com hingga akhir 2024 lalu,peningkatan akurasi yang dihasilkan dari DPCS dalam distribusi mencapai 30%.
Dampak positifnya, Pupuk Indonesia berhasil mengoptimalkan logistik dan mengurangi buffer stock sebesar 15%. Langkah ini juga memiliki peran dalam efisiensi biaya logistik perusahaan hingga Rp200 miliar.
Sejak 2024, sistem ini sudah dilengkapi dengan Retail Management System yang membantu kios pupuk dalam digitalisasi jual-beli, sekaligus membantu Pupuk Indonesia melakukan pemantauan distribusi secara langsung. Hingga saat ini, RMS telah digunakan oleh 91% kios terdaftar di Indonesia, memproses 2,1 juta transaksi per bulan dengan akurasi data 99%.
Baca Juga: Pupuk Indonesia Berdayakan UMKM Kain Songket Jadi Berjual Nilai Tinggi
Integrasi dengan platform iPubers memungkinkan distributor dan kios mengakses data stok, harga, dan promosi dengan lebih cepat dan efisien.