Tips Menghadapi Fluktuatifnya Industri Kopi di Indonesia

Iwan Supriyatna Suara.Com
Minggu, 23 Februari 2025 | 13:58 WIB
Tips Menghadapi Fluktuatifnya Industri Kopi di Indonesia
Ilustrasi kopi (Pexels.com/Chevanon Photography)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Kami pernah mencoba menjual minuman yang sedang tren, tetapi pada akhirnya kami sadar, jika kami sendiri tidak bisa menikmatinya, maka itu bukan produk yang layak kami jual,” ucap Andrew.

Titik Koma juga menekankan pentingnya pengembangan barista. Dengan sistem pelatihan yang ketat, diharapkan dapat menciptakan barista yang terampil dan selalu berinovasi menyajikan kopi berkualitas.

“Menjadi barista itu neverending journey. Kami ingin memastikan barista kami punya dasar ilmu yang kuat dan punya keinginan untuk terus berkembang,” tambahnya.

Franchise: Opsi Bertahan di Tengah 'Red Ocean'

Bagi Andrew, menjalankan bisnis kopi bukan sekadar mengikuti tren, tetapi tentang membangun fondasi yang kuat.
“Kalau secara finansial tidak sehat, itu bukan bisnis, melainkan hobi,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa ekspansi tidak dapat dilakukan begitu saja tanpa sistem manajemen yang solid, terutama dalam hal operasional, keuangan, dan sumber daya manusia. Menurutnya, tanpa tim yang kuat, proses scale-up akan menjadi tantangan besar.

Tantangan ini semakin terasa di industri kopi yang kini memasuki fase red ocean. Dalam kondisi seperti ini, banyak brand kopi mulai mencari cara untuk bertahan dan berkembang tanpa terbebani oleh tingginya model ekspansi.

Salah satu solusi yang banyak diadopsi adalah franchise, seperti yang dilakukan Titik Koma. Dengan model ini, sebuah brand dapat memperluas jangkauan modal yang lebih terdistribusi, sementara mitra franchisee mendapatkan keuntungan dari sistem yang sudah teruji.

Steve Hidayat, ketua umum Perkumpulan Profesional & Inovator Kopi Indonesia (PaPIKI), menyebut franchise sebagai pendorong utama pertumbuhan bisnis kopi.

Baca Juga: RI Ekspor Kopi Asal Lampung ke Mesir

“Di sektor hilir, angka rata-rata konsumsi kopi per orang Indonesia masih lebih rendah dibandingkan negara lain. Dengan sistem franchise, pertumbuhan bisnis kopi, terutama coffee shop, sangat terbantu dan berkembang pesat,” ujar Steve.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI