Saham Perbankan Terus Ambles, OJK: Situasi Belum Stabil

Sabtu, 22 Februari 2025 | 11:12 WIB
Saham Perbankan Terus Ambles, OJK: Situasi Belum Stabil
Pekerja mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/4/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara mengenai pergerakan saham perbankan yang terus ambles. Apalagi, beberapa perbankan besar telah merilis laba perusahaanya.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (PBKN) OJK Dian Ediana Rae menilai, kondisi penurunan IHSG dan harga saham perbankan tidak terlepas dari adanya aksi jual investor asing.

"Ini sesuai dengan risk appetite investor asing yang dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal antara lain divergensi pertumbuhan ekonomi dunia yang melabat dan ketidakpastian pasar keuangan global yang berlanjut," kata Dian dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (22/2/2025).

Kata dia, penguatan ekonomi AS serta dampak kebjiakan tarif menahan proses disinflasi di AS dan berdampak pada menguatnya ekspektasi penurunan Fed Funds Rate (FFR) yang lebih terbatas.

Baca Juga: Sah! OJK Cabut Izin Usaha Jiwasraya, Tak Singgung Nasib Nasabah

Selain itu, penguatan mata uang USD pasca pemilu AS mempengaruhi view investor terhadap aset- aset berdenominasi Rupiah, termasuk saham-saham blue chip seperti saham perbankan.

Untuk faktor internal yang mempengaruhi antara lain kondisi likuiditas pasar dalam menyikapi situasi perekonomian global dan domestik.

"Situasi perekonomian global dan domestik masih belum stabil serta penurunan daya beli masyarakat," bebernya.

Menghadapi situasi penurunan harga saham tersebut, perbankan tetap optimis bahwa fokus pada kinerja fundamental yang solid dan tata kelola yang baik akan menjaga kepercayaan investor, baik domestik maupun internasional.

Industri perbankan Indonesia akan secara aktif menyampaikan komunikasi
kepada investor ritel dan institusi untuk meminimalisir asimetri informasi serta vluation gap antara kinerja yang telah dicapai dengan persepsi market.

Baca Juga: Permintaan Kendaraan Listrik Diprediksi Meningkat Jelang Lebaran

Selanjutnya dengan strategi yang terarah, serta pengelolaan risiko yang prudent, perbankan indonesia optimis dapat menjaga pertumbuhan yang stabil di tengah dinamika kondisi perekonomian global dan domestik.

"Sekaligus memperkuat posisi sebagai pilar utama sektor perekonomian nasional," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI