Bos BCA Ogah Beri Bunga Kredit Murah, Ini Alasannya

Kamis, 20 Februari 2025 | 16:03 WIB
Bos BCA Ogah Beri Bunga Kredit Murah, Ini Alasannya
Bunga krediy murah (Dok. BCA Prioritas)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya tidak memberikan bunga kredit murah.

Hal ini dikarenakan  bisa membuat nasabah terbebani. Sebab, memancing nasabah yang tidak memiliki kemampuan bayar untuk mengajukan kredit karena tergiur dengan bunga kredit murah.

"Kalau promo yang kita berikan dalam bentuk bunga kredit terlalu rendah, padahal jujur, bahwa itu adalah tarif promo. Tentu BCA tidak mau rugi, kita akan cari profit,” ujar Jahja dalam acara BCA EXPO, Kamis (20/2/2025).

Untuk itu dia menegaskan saat ini untuk kredit perumahan maupun kredit mobil, ada persyaratan yang menjadi tambahan selain bunga.

Di antaranya adalah harus mengendapkan dana murah di BCA untuk memastikan kemampuan bayar.

"Nah, kalau memang tidak mau terlalu murah ya, atau simpanan tabungan atau giro anda tidak mau di-block, ya sorry agak mahalan dikit,” ujar Jahja.

Sementara itu, calon Dirut di PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Hendra Lembong menilai  kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuan sebesar 5,75% sudah tepat. Sebab, bisa menjadi motor penggerak ekonomi nasional.

"Tentu kita melihat Bank Indonesia sudah potong suku bunga 25 basis poin (pada Januari 2025). Semoga ini (suku bunga tetap) membantu pertumbuhan ekonomi juga. Kita di BCA tentu mendukung inisiatif ini," bebernya.

Lalu,  perseroan menargetkan pertumbuhan kredit pada tahun 2025 mencapai 6-8%. Untuk mencapai itu, manajemen BCA telah menyiapkan berbagai strategi salah satunya dengan menggelar BCA Expoversary 2025.

Baca Juga: BI Gratiskan Biaya Layanan QRIS Transportasi Umum

Sedangkan, BCA pada 2024 mencatatkan pertumbuhan total kredit sebesar 13,8% atau menjadi Rp922 triliun secara tahunan. Penyaluran pembiayaan ditopang kredit korporasi yang tumbuh 15,7% mencapai Rp426,8 triliun didorong oleh berbagai sektor.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI