Sebagai informasi, Nikola awalnya berfokus pada produksi truk semi-listrik berbasis baterai, sebelum beralih ke truk berbahan bakar hidrogen.
Meskipun, meningkatkan produksi pada 2024, perusahaan masih mengalami kerugian besar pada setiap kendaraan yang dijual, karena operator armada masih ragu untuk berinvestasi dalam adopsi truk listrik di tengah biaya pinjaman yang tinggi.
Perusahaan mengonfirmasi bahwa mereka akan terus memberikan dukungan operasional bagi kendaraan yang sudah ada di lapangan serta mempertahankan beberapa fasilitas pengisian hidrogen hingga akhir Maret.
Tentunya, kebangkrutan ini memperlihatkan bahwa ambisi besar Nikola untuk mendominasi pasar truk listrik tidak cukup untuk mengatasi tantangan keuangan dan persaingan ketat.
Selain masalah pribadinya, Nikola juga harus berjuang dengan lingkungan yang lebih berbahaya bagi pembuat kendaraan listrik karena penjualan melambat. Presiden Donald Trump telah berjanji untuk menghapus apa yang secara keliru disebutnya sebagai "mandat kendaraan listrik" Presiden Joe Biden.
Saat ini, saham Nikola, yang berkantor pusat di Phoenix, Arizona, turun di bawah 2 dollar AS pqdaakhir tahun lalu dan anjlok 40% lagi pada hari Rabu.