Bahiil Heran Masih Ada LPG 3 Kg Dijual Rp30.000 per Tabung

Achmad Fauzi Suara.Com
Kamis, 20 Februari 2025 | 10:47 WIB
Bahiil Heran Masih Ada LPG 3 Kg Dijual Rp30.000 per Tabung
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia (tengah) membantu melayani warga yang mengantre membeli gas elpiji 3 kilogram saat melakukan pemantauan di Karawaci, Tangerang, Banten, Selasa (4/1/2025). [ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/YU]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menemukan banyak kejanggalan dalam penjualan LPG 3 kg. Salah satunya, menjual harga LPG 3 kg di atas harga eceran tertinggi (HET).

Menurut dia, sebenarnya pemerintah telah memberikan subsidi yang membuat harga LPG 3 kg menjadi Rp4.250/kg. Sebab, harga impor dari Saudi Aramco itu berkisar Rp16.000-Rp17.000/kg.

"Negara subsidi Rp 12.000 minimal sampai Rp 12.500 per kilogram. Jadi satu tabung LPG 3 kilo itu kita subsidi kurang lebih sekitar Rp 36.000. Idealnya harga ini sampai di rakyat tidak lebih Rp 16.000," ujar Bahlil di Hotel Shangri-La Jakarta, seperti yang dikutip, Kamis (20/2/2025).

Akan tetapi, yang terjadi di masyarakat harga LPG 3 kg dipermainkan hingga mencapai Rp25.000-Rp30.000/tabung. Sehingga, hal ini sangat jauh dibandingkan HET Rp16.000/tabung.

Baca Juga: Menteri Bahlil Buka-bukaan Soal Reshuffle Kabinet, Menteri Ekonomi Kena?

"Jadi kita ini mengambil hak rakyat, suruh rakyat bayar lebih gitu loh. Ya saya sebagai mantan orang miskin dan dibesarkan dalam keluarga yang susah nggak rela ini terjadi," kata dia.

Selama ini, Ketua Umum Partai Golkar ini bilang, pemerintah selalu menahan harga LPG 3 kg agar tidak naik. Bahkan, nilai subsidinya bisa setiap tahun mengalami kenaikan.

"Subsidi Rp 80 triliun, Rp 84 triliun, Rp 87 triliun. Tahun 2023 itu Rp 87 triliun. Dan untuk LPG ini sejak 2007 diterapkan sampai sekarang harganya nggak naik-naik. Jadi harga yang kita kasih ke masyarakat itu hanya Rp 4.250 per kilogram," kata dia.

Bahlil menambahkan, pemerintah terpaksa melakukan impor LPG setiap tahun, karena produksinya tidak mencukupi kebutuhan di dalam negeri.

"Nah terkait dengan ini tidak ada cara lain. Kita harus membangun industri dalam negeri, siapa yang punya wilayah kerja yang C3, C4 daripada gas itu yang bisa kita konversi untuk menjadi LPG. Kalau tidak kita bangun jargas," pungkas dia.

Baca Juga: UU Minerba Disahkan, Ormas Keagamaan Bisa Garap Banyak Tambang Batu Bara

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI