Suara.com - Dalam dunia investasi dan pembangunan ekonomi, beberapa nama seperti Temasek, 1MDB, dan Danantara sering kali muncul dalam pemberitaan.
Meskipun ketiganya terlibat dalam pengelolaan dana dan investasi, masing-masing memiliki peran, struktur, dan sejarah yang berbeda. Artikel ini akan merangkum perbedaan mendasar antara Temasek, 1MDB, dan Danantara, serta kontroversi yang melingkupi ketiganya, dikutip dari berbagai sumber.
1. Temasek Holdings: Sovereign Wealth Fund dari Singapura
Temasek Holdings adalah sebuah perusahaan investasi milik pemerintah Singapura yang didirikan pada tahun 1974. Sebagai salah satu sovereign wealth fund (SWF) terbesar di dunia, Temasek bertugas mengelola aset negara untuk kepentingan jangka panjang. Portofolio investasinya mencakup berbagai sektor, mulai dari keuangan, teknologi, hingga energi, dengan fokus pada pasar global.
Baca Juga: Kronologi Kasus Mega Korupsi 1MDB yang Guncang Malaysia, Publik Khawatir Nasib Danantara

Temasek dikenal karena tata kelola yang transparan dan profesional. Perusahaan ini secara rutin mempublikasikan laporan keuangan tahunan, yang mencakup kinerja investasi dan strategi ke depan. Temasek juga aktif dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui investasi di sektor-sektor ramah lingkungan dan inovatif.
Kontroversi
Meskipun memiliki reputasi yang baik, Temasek pernah menghadapi kritik terkait investasinya di perusahaan-perusahaan yang dianggap tidak ramah lingkungan atau memiliki masalah tata kelola. Selain itu, temasek juga pernah dikritik karena diisi oleh orang dekat pemimpin negara.
Namun, perusahaan ini terus berupaya memperbaiki citra dengan meningkatkan fokus pada ESG (Environmental, Social, and Governance).
2. 1MDB (1Malaysia Development Berhad): Dana Pembangunan Malaysia yang Dihantui Skandal
Baca Juga: Beda Kekayaan Megawati, SBY, Jokowi di LHKPN: Diminta Prabowo Jadi Pengawas Danantara
1MDB adalah sebuah dana pembangunan strategis milik pemerintah Malaysia yang didirikan pada tahun 2009. Tujuannya adalah untuk mempromosikan pembangunan ekonomi melalui investasi dalam proyek-proyek infrastruktur dan energi.
Namun, 1MDB lebih dikenal karena skandal korupsi besar-besaran yang melibatkan pejabat tinggi pemerintah, termasuk mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak.
![Mantan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Razak menyatakan akan banding ke Mahkamah Banding dalam jumpa pers usai sidang di Mahkamah Tinggi Kuala Lumpur, Selasa (28/7/2020). [ANTARA FOTO/Agus Setiawan]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/07/29/24150-najib-razak.jpg)
Skandal dan Kontroversi
1MDB menjadi sorotan dunia setelah terungkap bahwa miliaran dolar AS dialihkan secara ilegal untuk kepentingan pribadi, termasuk pembelian barang mewah, properti, dan pendanaan film Hollywood.
Skandal ini melibatkan beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Swiss, dan Singapura, serta mengakibatkan tuntutan hukum dan pengembalian aset.
Skandal 1MDB tidak hanya merugikan keuangan negara Malaysia, tetapi juga merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah dan lembaga keuangan. Kasus ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana publik.
3. Danantara: Lembaga Investasi Indonesia Era Prabowo Subianto
Danantara adalah lembaga investasi atau SWF yang didirikan di Indonesia dengan fokus pada optimalisasi pengelolaan aset negara melalui konsolidasi dalam dana investasi nasional.
Berbeda dengan Temasek dan 1MDB, Danantara lebih berskala nasional dan berorientasi pada proyek-proyek sosial dan lingkungan. Lembaga ini bertujuan untuk mendukung pembangunan ekonomi inklusif melalui investasi di sektor-sektor seperti pendidikan, kesehatan, dan energi terbarukan.
Selain itu, Danantara juga akan investasi di sektor pangan dengan tujuan memperkuat ketahanan pangan nasional serta meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan peternakan dalam negeri.
Pada tahap awal, Danantara diproyeksikan memiliki pendanaan sebesar 20 miliar dollar AS (sekitar Rp 320 triliun).
Danantara menonjol karena komitmennya terhadap prinsip-prinsip ESG dan pembangunan berkelanjutan. Namun, sebagai lembaga yang relatif baru, Danantara masih menghadapi tantangan dalam hal skalabilitas dan pengelolaan risiko. Selain itu, lembaga ini perlu membangun kepercayaan publik melalui transparansi dan kinerja yang konsisten.
Kontroversi
Hingga saat ini, Danantara belum terlibat dalam skandal besar. Namun, sebagai lembaga yang bergerak di bidang investasi publik, Danantara harus tetap waspada terhadap potensi penyalahgunaan dana atau konflik kepentingan. Namun demikian, belakangan Danantara panen kritik karena besarnya dana investasi yang dikelola, yakni mencapai lebih dari 900 miliar dollar AS (sekitar Rp 14.000 triliun) aset dalam pengelolaan (AUM).
Perbandingan Temasek, 1MDB, dan Danantara
Temasek Holdings: Sovereign Wealth Fund (SWF), Fokus investasi global dan multisektor, reputasi transparan dan memiliki kritik terkait ESG.
1MDB: Dana Pembangunan Strategis Malaysia yang fokus oada infrastruktur dan energi, terkenal karena skandal korupsinya.
Danantara: Lembaga investasi (sovereign wealth fund) asal Indonesia dengan fokus pembangunan berkelanjutan yang didirikan era Presiden Prabowo Subianto. Diterpa kritik karena efek efisiensi dan keraguan publik lantaran banyaknya kasus korupsi terkait lembaga pengelolaan dana dan investasi di dalam negeri.
Temasek, 1MDB, dan Danantara adalah tiga entitas yang memiliki peran berbeda dalam dunia investasi dan pembangunan. Temasek merupakan contoh sukses sovereign wealth fund dengan tata kelola yang baik, sementara 1MDB menjadi contoh buruk pengelolaan dana publik yang penuh korupsi. Di sisi lain, Danantara mewakili upaya Indonesia belum benar-benar diketahui bagaimana kinerja dan prospeknya.