Suara.com - Miftadi Sudjai, Senior Academic Telkom University dan Co lead of research project bertajuk Tide Eye – AI/IoT-powered Airborne System for Monitoring Water Level and Tidal Floods in North Coast of Central Java mengembangkan inovasi berbasis artificial intelligence (AI) untuk memantau ketinggian air yang dapat memberikan peringatan dini bagi masyarakat.
Hal ini didasari bencana alam banjir rob yang kerap terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia. Untuk menanggulangi dampaknya, data menjadi elemen kunci dalam setiap fase penanggulangan bencana.
“Tide Eye dikembangkan sebagai solusi teknologi yang mampu memantau kondisi banjir rob secara real-time,” ujar Miftadi dalam acara Indonesia Data and Economic Conference (IDE) 2025 sesi Panel Discussion bertema “Real Time Data for Disaster Mitigation” di Hotel St Regis Jakarta, Selasa (18/2/2025).
Penelitian yang didukung oleh KONEKSI ini merupakan program kemitraan antara Indonesia dan Australia dalam bidang pengetahuan dan inovasi.
Dia melanjutkan, sistem Tide Eye bekerja dengan dua fungsi utama. Pertama, memonitor muara sungai untuk mengukur naik turunnya air akibat banjir rob. Kedua, mengawasi banjir akibat hujan dan luapan sungai (river rain).
Data dari kedua sumber ini dikumpulkan tiap 15 menit, kemudian diproses dengan AI dan ditampilkan dalam bentuk grafik atau chart yang mudah dipahami.
“Tidak hanya memberikan informasi, sistem ini juga dirancang untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat,” katanya.
Selain itu, Miftadi bersama timnya juga melakukan pelatihan bagi masyarakat sekitar seperti ibu-ibu agar mereka dapat membaca dan memahami data yang ditampilkan. Dengan begitu, mereka dapat mengambil langkah yang tepat dalam mitigasi bencana sebelum dampak banjir semakin meluas.
Sebagai upaya penguatan sistem, tim pengembang telah berdiskusi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang untuk mengembangkan teknologi ini lebih lanjut dan dapat menjadi bagian dalam proses pembuatan keputusan.
“Dengan demikian, data yang dihasilkan tidak hanya digunakan untuk memberikan peringatan dini, tetapi juga sebagai dasar dalam operasional penyusunan strategi tanggap darurat yang lebih efektif,” jelasnya.