Siapkan Dana Rp1,5 Triliun, BNI Mau Buyback Saham

Achmad Fauzi Suara.Com
Selasa, 18 Februari 2025 | 11:51 WIB
Siapkan Dana Rp1,5 Triliun, BNI Mau Buyback Saham
Kantor Luar Negeri (KLN) Hong Kong BNI. (Dok: BNI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI berencana membeli kembali atau Buyback saham. BNI telah menyiapkan dana sebesar Rp1,5 triliun untuk aksi korporsi ini.

Seperti disitir dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (18/2/2025), emiten berkode saham BBNI ini akan buyback setidaknya 10 persen saham dari total modal ditempatkan dalam perseroan.

"Buyback akan dilakukan dalam waktu paling lama bulan setelah tanggal RUPST," ujar Corporate Secretary BNI seperti dikutip, Selasa (18/2/2025).

Perseroan menuturkan, aksi Buyback ini setelah sepanjang 10 bulan pertama tahun 2024 kinerja saham Perseroan menunjukkan pertumbuhan positif secara year-on-year (YoY) seiring kinerja fundamental Perseroan yang terus meningkat.

Baca Juga: Jadwal Baru RUPS BNI Mundur, Pemegang Saham Wajib Catat Poin-poin Penting Ini

Namun, memasuki akhir tahun 2024, terutama adanya sentimen negatif pasca hasil pemilu di Amerika pada bulan November 2024, memberikan tekanan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Tekanan pada saham Perseroan juga mulai terasa sebagai dampak concern investor atas kondisi ketidakstabilan geopolitik dan kondisi makro ekonomi Indonesia seputar kondisi likuiditas dan pelemahan kurs sehingga saham Perseroan ditutup pada harga 4,270 per tanggal 7 Februari 2025 atau melemah - 25,7 persen secara tahunan.

Hal ini kontras jika kinerja saham Perseroan dihitung secara rerata saham Perseroan tahun 2024, di mana tumbuh +11,1 persen.

Kemudian, beberapa sentimen yang mempengaruhi bursa di antaranya adalah The Fed yang memberikan sinyal pemangkasan suku bunga menjadi hanya 25-50 bps di 2025, sehingga potensi higher for longer kembali muncul, depresiasi rupiah terhadap USD, likuiditas yang berfluktuasi, dan dinamika geopolitik yang masih tinggi.

"Buyback dimaksudkan untuk membantu mengurangi tekanan jual di pasar saat indeks harga saham sedang berfluktuasi, sekaligus memberi indikasi kepada investor bahwa Perseroan memandang harga saham saat ini tidak mencerminkan fundamental Perseroan," kata manajemen.

Baca Juga: Stasiun Karet Tutup, Jalan Tembus BNI City Disiapkan

Dengan asumsi Perseroan menggunakan arus kas bebas untuk melakukan transaksi Buyback sebesar Rp1,5 triliun, maka aset dan ekuitas akan menurun sebesar Rp1,5 triliun.

Berkenaan dengan hal tersebut, maka dampak terhadap biaya operasional Perseroan tidak material, sehingga laba-rugi diperkirakan masih sejalan dengan target Perseroan.

"Atas hal-hal tersebut, Perseroan berkeyakinan bahwa pelaksanaan Buyback tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha Perseroan, mengingat Perseroan memiliki modal dan cash flow yang cukup untuk melaksanakan pembiayaan transaksi bersamaan dengan kegiatan usaha Perseroan," kata Manajemen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI