Utang Pemerintah Tembus Rp 3.310 Triliun, Ini Biang Keroknya

Senin, 17 Februari 2025 | 16:28 WIB
Utang Pemerintah Tembus Rp 3.310 Triliun, Ini Biang Keroknya
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo jelaskan kondisi ekonomi Indonesia
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bank Indonesia (BI) mencatat utang pemerintah alami penurunan di triwulan IV 2024.

Direktur Ekskutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan posisi ULN pemerintah pada triwulan IV 2024 tercatat sebesar 203,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 3.310 triliun.

"  Ini turun dibandingkan dengan posisi triwulan III 2024 sebesar 204,1 miliar dolar AS," kata Ramdan Denny dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (17/2/2025).

Kata dia secara tahunan, ULN pemerintah tumbuh melambat menjadi 3,3% (yoy) dari 8,4% (yoy) pada triwulan III 2024. Penurunan posisi ULN pemerintah bersumber dari turunnya posisi surat utang dipengaruhi penguatan mata uang dolar AS.

Baca Juga: Jelang Ramadan, Harga Bawang Merah dan Cabai Rawit Merah Masih Tinggi

Sementara itu, pinjaman luar negeri dan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional dan domestik masih mencatat net inflow seiring tetap terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia," katanya.

Selain itu, pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara pruden, terukur, dan fleksibel untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal.

Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN.

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (20,8% dari total ULN pemerintah); Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (19,7%); Jasa Pendidikan (16,7%); Konstruksi (13,4%); serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,0%).

Posisi ULN pemerintah tetap terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah.

Baca Juga: Survei BI: Harga Penjualan Rumah Turun 15,09 Persen, Ini Biang Keroknya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI