Atasi Gunung Sampah, Unilever Indonesia & GIZ Indonesia Luncurkan Proyek SULE-WM untuk Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Senin, 17 Februari 2025 | 13:58 WIB
Atasi Gunung Sampah, Unilever Indonesia & GIZ Indonesia Luncurkan Proyek SULE-WM untuk Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
Dok: Unilever
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025, GIZ Indonesia dan Unilever Indonesia, berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, meluncurkan proyek Scaling Up Local Enterprise on Waste Management in Indonesia (SULE-WM). Proyek ini dilaksanakan bersama mitra implementasi Ecoxyztem dan Greeneration Foundation, dengan menggandeng lima perusahaan pengelolaan sampah lokal yang tersebar di lima daerah di Indonesia, yaitu Medan, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah, Bali, Surabaya, serta Jakarta.

Proyek SULE-WM bertujuan untuk mengembangkan skala usaha pengelolaan sampah lokal guna menciptakan lebih banyak peluang kerja ramah lingkungan. Hal ini dilakukan melalui inovasi, peningkatan kapasitas, serta kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Selain mendorong pertumbuhan perusahaan pengelolaan sampah, proyek ini juga menargetkan edukasi bagi lebih dari 20.000 orang agar mereka dapat berperan aktif sebagai talenta masa depan dan ekosistem pendukung dalam membangun sistem pengelolaan sampah yang komprehensif.

Proyek yang akan berlangsung selama 21 bulan ini memberikan dukungan berupa pelatihan, mentoring, serta pendanaan implementasi sebesar total Rp 1 miliar kepada UMKM yang mengembangkan solusi inovatif dalam daur ulang dan pengelolaan sampah.

Pada kesempatan tersebut, Maya Tamimi, Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia, menegaskan fokus perusahaan dalam mendukung keberlanjutan melalui pengelolaan plastik. Unilever memiliki fokus kuat pada empat isu keberlanjutan, yaitu iklim, alam, plastik, dan mata pencaharian.

Baca Juga: Lawan Fast Fashion untuk Cegah Lingkungan Rusak, Beli Barang Harus Mindful!

"Pada pilar plastik, Unilever memiliki fokus yang kuat, bahwa paling lambat di tahun 2025 Perusahaan akan mengurangi penggunaan plastik baru, mempercepat penggunaan plastik daur ulang, meningkatkan keterdaurulangan/recyclability pada kemasan, serta mengumpulkan dan memproses kemasan plastik lebih banyak daripada yang digunakan untuk menjual produk,” katanya.

Ia menambahkan, Unilever Indonesia percaya bahwa kolaborasi lintas sektor, termasuk UMKM, berperan penting dalam pengelolaan sampah, terutama plastik. Proyek SULE-WM menjadi bagian dari upaya kami membangun ekosistem pengelolaan sampah yang inklusif, di mana inovasi lokal dapat berkembang dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

"Kami optimis bahwa dengan kerja sama yang erat, kita dapat menciptakan perubahan positif dalam skala lebih luas untuk lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan," sambungnya.

Sebelum Proyek SULE-WM diluncurkan, Unilever Indonesia telah melakukan berbagai inisiatif dari hulu ke hilir selama bertahun-tahun, dari inovasi desain sampai upaya pengumpulan dan pemrosesan sampah kemasan plastik. 

Unilever Indonesia juga telah mengumpulkan dan memproses lebih banyak plastik daripada yang digunakan untuk menjual produknya. Pada tahun 2024 sendiri, perusahaan berhasil mengumpulkan dan memproses 90,000 ton dari 2 skema utama, yaitu 40,000 ton tercatat dari upaya dengan membantu jaringan daur ulang di Bank Sampah, TPS3R dan pelapak serta 50,000 ton tercatat dari upaya waste to energy, Refuse Derived Fuel (RDF) hasil kerja sama dengan berbagai pihak terkait.

Baca Juga: Momen Cinta Laura Jadi Relawan Bersihkan Sampah, Rayakan 18 Tahun Berkarier

Apresiasi Kementerian BPLH

Sementara itu, Plt. Koordinator Direktorat Pengurangan Sampah dan Pengembangan Ekonomi Sirkular Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH), Wistinoviani Adnin, menyampaikan apresiasinya terhadap proyek ini. Ia menegaskan bahwa pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular membutuhkan peran aktif berbagai sektor.

"Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan terkait pengelolaan sampah yang memerlukan dukungan dan partisipasi aktif dari hulu ke hilir. Kolaborasi seperti ini akan menghasilkan dampak yang lebih besar. Kami mengapresiasi inisiatif GIZ Indonesia dan Unilever Indonesia yang berkontribusi dalam pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular. Proyek SULE-WM menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan sampah adalah proses sirkular yang memerlukan keterlibatan multisektor guna menciptakan sistem sosial ekonomi yang berkelanjutan," ujarnya.

Dengan target pengelolaan 3.000 ton sampah plastik dan pengurangan emisi hingga 5.070 ton CO2 ekuivalen, proyek ini juga akan melibatkan 200 pekerja informal untuk mendapatkan pelatihan terkait keamanan kerja, literasi keuangan, dan akses layanan kesehatan.

Roy Andy Panjaitan, Private Sector Development Advisor & Project Coordinator for Public-Private Partnership (develoPPP) GIZ Indonesia, ASEAN & Timor-Leste menambahkan, salah satu tantangan utama dalam pengelolaan sampah adalah mengubah paradigma masyarakat dan pelaku usaha agar melihat sampah sebagai sumber daya.

"Melalui proyek SULE-WM, GIZ Indonesia berkomitmen mendukung pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dengan mengembangkan model bisnis berkelanjutan bagi UMKM serta menciptakan solusi inovatif yang dapat diterapkan secara luas," urainya.

Proyek ini akan diimplementasikan dalam beberapa fase, dimulai dengan need assessment terhadap lima perusahaan pengelolaan sampah lokal, yaitu Perkumpulan Arta Jaya (Medan), Persada Langgeng Makmur (DIY & Jawa Tengah), Bali Recycle Center (Bali), Lohjinawi Logistic (Surabaya), dan Azzahra Multi Solusindo (Jakarta Selatan). Selanjutnya, fase mentoring dan pitching akan menyeleksi tiga perusahaan terbaik untuk melanjutkan ke tahap implementasi hingga impact exhibition dan business matchmaking di akhir program.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI