Rupiah Bertenaga Bisa Tundukkan Dolar AS di Penutupan Perdagangan Hari Ini

Achmad Fauzi Suara.Com
Rabu, 12 Februari 2025 | 16:05 WIB
Rupiah Bertenaga Bisa Tundukkan Dolar AS di Penutupan Perdagangan Hari Ini
Petugas salah satu tempat penukaran mata uang asing menunjukkan uang rupiah dan dolar AS, Jakarta, Selasa (14/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rupiah tampil bertenaga pada perdagangan hari ini dengan ditutup menguat terhadap Dolar AS. Hal ini imbas investor yang masih belum mencerna pengenaan tarif perdagangan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini ditutup menguat 7 point sebelumnya sempat menguat 35 poin dilevel Rp16.376 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level Rp16.327 per dolar AS.

Sedangkan, kurs JISDOR Bank Indonesia menaruh level rupiah di pedagangan hari ini sebesar Rp16.364 per dolar AS

Pengamat Mata Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, selain kebijakan tarif dagang komentar Bank Sentral AS atau The Fed yang membuat rupiah perkasa.

Baca Juga: Rupiah Bisa Perkasa Lawan Dolar AS Hari Ini Gegara The Fed

"Komentarnya menggemakan komentar dari pertemuan kebijakan Januari, di mana bank sentral mempertahankan suku bunga tetap dan mengisyaratkan sedikit niat untuk memangkas suku bunga lebih lanjut dalam waktu dekat. Ketua Fed akan bersaksi di hadapan Kongres pada hari Rabu, di mana ia kemungkinan akan ditanyai tentang dampak kebijakan Trump terhadap ekonomi dan inflasi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (12/2/2025).

Dari dalam negeri, Ibrahim melihat, perekonomian Indonesia di kuartal I 2025 diperkirakan tetap stabil dengan pertumbuhan sekitar 4,98 persen hingga 5 persen. Salah satu faktor pendorong utamnaya adalah konsumsi domestik dan investasi.

"Ekonomi domestik perlu diperkuat agar bisa memitigasi dampak yang ditimbulkan dari faktor eksternal," kata dia.

Ibrahim melanjutkan, dukungan kebijakan untuk kelas menengah, juga penting untuk memperkuat ekonomi Konsumsi masih cenderung flat, terbukti dari kondisi net bank balance masih negatif. Ini menunjukkan bahwa konsumen telah menghabiskan tabungan mereka untuk mempertahankan tingkat konsumsi saat ini, yang tidak bisa berlangsung terus-menerus.

"Fenomena ini terjadi khususnya di rumah tangga kalangan menengah ke bawah," pungkas dia.

Baca Juga: Rupiah Masih Lesu Awal Pekan Ini Lawan Dolar AS

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI