Suara.com - Lembaga riset Populix meluncurkan Nexa, asisten riset kecerdasan buatan (artificial intelligence). Nexa dihadirkan untuk mengoptimalkan proses riset di Indonesia, menawarkan efisiensi dan solusi inovatif bagi pelaku industri dan akademisi.
Nexa dikembangkan dengan dukungan teknologi Google Gemini dan dirancang untuk membantu peneliti mengatasi berbagai tantangan dalam riset, seperti kualitas data, desain penelitian, dan analisis.
Co-Founder dan CEO Populix, Timothy Astandu, mengatakan Nexa menjadi inovasi yang dirancang untuk menjawab kebutuhan dunia riset yang semakin kompleks.
Populix percaya bahwa AI dapat menjadi mitra strategis dalam mendukung proses riset yang lebih efisien dan akurat. Nexa dirancang bukan hanya untuk menghemat waktu, tetapi juga memberikan analisis yang lebih mendalam dan relevan bagi para peneliti maupun pelaku bisnis.
"Nexa hadir untuk merevolusi dunia riset dengan memanfaatkan kecerdasan buatan guna memastikan data yang lebih akurat dan analisis yang lebih cepat. Kami ingin memberikan solusi yang mempermudah para peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisis data," ujar Timothy ditulis Rabu (12/2/2025).
Timothy mengungkapkan Nexa dapat merampingkan proses penelitian, membuatnya lebih cepat, mudah, dan cerdas. Dengan platform ini, mahasiswa, dosen, dan peneliti dapat mengumpulkan data secara lebih efisien, mulai dari merancang kuesioner hingga meluncurkan survei dalam waktu yang jauh lebih singkat. Jika sebelumnya proses ini memakan waktu setengah hari, kini dapat diselesaikan hanya dalam hitungan menit.
“Dengan inovasi ini, Populix berharap dapat mendorong kemajuan riset di Indonesia dan membuka peluang baru dalam dunia akademik serta industri berbasis data,” ujar Timothy.
Head of Data Science Populix, Steven Christian, berharap Nexa bukan hanya sekadar alat riset, tetapi sebagai mitra dalam menemukan solusi. Menurut Steve, banyak mahasiswa yang baru pertama kali melakukan penelitian sering kali bingung dengan tahapan riset, mulai dari membuat hipotesis hingga menyusun kuesioner yang tepat. Karena itu, Nexa hadir untuk menjawab tantangan tersebut.
“Salah satu tantangan terbesar dalam riset adalah mengumpulkan data berkualitas dalam waktu yang singkat. Dengan Nexa, proses ini dapat dilakukan secara otomatis dengan tingkat akurasi yang tinggi, sehingga peneliti bisa lebih fokus pada analisis dan pengambilan kesimpulan yang lebih mendalam. Kami berharap Nexa bisa menjadi solusi yang tidak hanya mempermudah proses penelitian, tetapi juga meningkatkan standar riset di Indonesia,” kata Steve.
Baca Juga: Terlalu Bergantung pada AI? Ini Dampaknya bagi Otak Kita
Practitioner dan CEO Indonesia AI, Angga Muttaqien, menjelaskan, Indonesia sedang berada dalam tahap awal revolusi AI, di mana berbagai sektor mulai mengadopsi teknologi ini untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.