OJK Sebut Daya Beli Masih Tertahan, Kelas Menengah Bawah Bisa Jadi Korban

Selasa, 11 Februari 2025 | 15:33 WIB
OJK Sebut Daya Beli Masih Tertahan, Kelas Menengah Bawah Bisa Jadi Korban
industri jasa keuangan turut membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia saat keterbatasan anggaran pemerintah.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meramal
ketidapastian ekonomi global yang akan dihadapi di 2025  tidaklah mudah.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan hal ini membuat tekanan sisi domestik. Sehingga  pemulihan daya beli masyarakat masih tertahan yang bisa berdampak pada kelompok menengah bawah.

"  Pada isu struktural seperti perlunya meningkatkan kembali penyerapan tenaga kerja sektor formal serta mempercepat pemulihan daya beli masyarakat khususnya untuk kelompok menengah bawah yang pemulihannya masih tertahan," kata Mahendra dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (11/2/2025)

Selain itu dia membeberkan di tengah downside risk tersebut, diperlukan langkah transformatif untuk mencapai target pertumbuhan yang diharapkan.

Baca Juga: Rupiah Masih Lesu Awal Pekan Ini Lawan Dolar AS

"Di sisi lain, divergensi pemulihan ekonomi di antara negara-negara industri berpotensi mengakibatkan terjadinya perbedaan monetary path dari berbagai otoritas moneter global yang akan mempengaruhi capital flow dan nilai aset keuangan," imbuhnya.

Namun, kompleksitas pemulihan ekonomi diperkirakan akan meningkat seiring perkembangan geopolitik dan geoekonomi yang dinamis.

Kebijakan perdagangan (trade policy) yang lebih ditentukan oleh aspek politik dibandingkan dengan aspek ekonomi berpotensi meningkatkan fragmentasi perdagangan global dan menurunkan volume perdagangan itu sendiri.

"Begitupun dengan mulai terjadinya divergensi kebijakan dan penerapan standar internasional di sektor keuangan antar negara yang juga dapat menciptakan perbedaan daya saing sektor keuangan," bebernya.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan meningkat secara berbatas. Normalisasi kebijakan suku bunga di Amerika Serikat dan beberapa negara utama lainnya diperkirakan akan terus berlanjut namun dengan laju yang lebih lambat.

Baca Juga: OJK Belum Restui Bank Muamalat IPO, Ini Penyebabnya

"Kompleksitas pemulihan ekonomi diperkirakan akan meningkat oleh perkembangan geopolitik dan geoekonomi yang dinamis," jelasnya 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI