Suara.com - Efisiensi anggaran yang diinstruksikan oleh Presiden Prabowo Subianto mulai terasa di kantor-kantor Kementerian. Salah satunya, Kementerian BUMN yang menghemat anggaran biaya listrik dengan tmenyalakan lampu sebagian.
Namun sambil berkelakar, Menteri BUMN Erick Thohir berdalih, matinya lampu ini sebagai upaya efisiensi penyerapan karbon.
"Udah mati lampu ini pengurangan efesiensi daripada penyerapan karbon. Ini kita mau coba kaca di depan kalau bisa diganti solar panel," ujarnya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta seperti dikutip Senin (11/2/2025).
Namun meski anggaran dipotong, Erick tak mau mengeluh terhadap program-program yang telah dicanankang BUMN. Menurut dia, program BUMN akan tetap berjalan, meski anggaran cekak.
Baca Juga: Fakta-fakta Jiwasraya Tutup: Bisakah Uang Nasabah Kembali?
"Saya rasa selama kita kerjanya maksimal, tidak mengeluh, ya kita lakukan sebisa mungkin. Saya rasa dengan keterbatasan dana BUMN selama ini, saya gak perlu kita kerja keras aja. BUMN-nya juga Kita ya coba cari jalan gitu, tanpa mengeluh," imbuh dia.
"Karena kita yang penting push bahwa kebijakannya jalan, transformasi BUMN-nya jalan," sambung Erick.
Kendati demikian, Ketua Umum PSSI ini tidak mau berpolemik soal efisiensi anggaran. Sebab, Erick menilai, kebijakan ini belum diketok dari pemangku kepentingan lain.
"Belum putus, belum putus (efisiensi anggaran)," beber dia.