Suara.com - Wismilak Foundation kembali mengadakan kompetisi wirausaha bertajuk, Diplomat Success Challege (DSC) untuk ke-15 kalinya.
Tahun ini, DSC berkolaborasi dengan banyak pihak lainnya yaitu TNI AL, PT Pelni (Persero), serta berbagai brand inovatif seperti OBERMAIN, Dama Kara, Justine Studio, dan Saparo. Kolaborasi ini membuka ruang bagi pengusaha muda untuk berkembang, berinovasi, dan menjangkau pasar yang lebih luas.
"Tahun ini, kami memang melakukan kolaborasi dengan TNI AL dan PT.Pelni (Persero) untuk mendukung blue economy di Indonesia," ujar Surjanto Yasaputera, Ketua Dewa Komisioner DSC ditulis Rabu (5/2/2025).
Selain itu, DSC juga berkolaborasi dengan APINDO untuk mendukung program Kemendikbudristek melalui program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) yang merupakan bagian dari Merdeka Belajar Kampur Merdeka (MBKM) yang dikelola oleh Kemendikbudristek, DSC berkolaborasi bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menghadirkan pendidikan berkualitas bagi para pelaku UMKM melalui para mahasiswa yang melakukan magang langsung di usaha para UMKM tersebut.
Baca Juga: Kolaborasi Sektor Agrikultur & Ekonomi Sirkular untuk Masa Depan yang Berkelanjutan
Para mahasiswa turut membekali para UMKM dengan wawasan strategis serta keterampilan bisnis yang relevan.
Selain itu, DSC Season 15 memberikan hibah modal usaha senilai total Rp 2,5 miliar serta pendampingan intensif kepada para challengers dari berbagai kategori bisnis diantaranya manufaktur instrumen presisi, edukasi digital, industri kreatif, layanan kesehatan hewan, serta aksesoris fashion berorientasi keberlanjutan.
Diplomat Success Challenge (DSC), yang telah berjalan selama 15 tahun, terus memainkan peran strategis sebagai ekosistem kewirausahaan terintegrasi yang mendorong inovasi, keberlanjutan, dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Pada puncak acara Final DSC Season 15, penghargaan Best of the Best diberikan kepada Indra Purwidiyanto, founder Naruna Ceramics. Berawal dari garasi kecil di Salatiga, bisnis kerajinan keramik ini kini telah melayani pasar internasional di 16 negara.
Indra menerapkan prinsip keberlanjutan dengan memanfaatkan material daur ulang seperti limbah kayu, ban bekas, dan abu Merapi, sekaligus memberdayakan lebih dari 100.000 pelanggan lokal melalui pelatihan keterampilan.
“Indra Purwidiyanto adalah contoh bagaimana tiga pilar DSC yaitu 3P (Paham, Piawai, dan Persona) menjadi tolak ukur komprehensif dalam kesuksesan seorang wirausahawan. Bisnis bisa berubah seiring waktu, namun kekuatan pilar-pilar ini lah yang menjadi pondasi yang kokoh," kata Surjanto.
Lebih lanjut Surjantk menjelaskan, Indra juga paham tentang tantangan dan peluang, piawai dalam menerapkan solusi inovatif, dan persona adalah kualitas yang membuat seorang entrepreneur dapat bertahan, terus berkembang dan memberi dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat.
Selain Indra Purwidiyanto dari Naruna Ceramics, challengers lainnya yang juga mendapatkan hibah modal usaha dan pendampingan intensif. Total dana hibah sebesar Rp 2,5 miliar adalah Reza Rahman (Gentanala), Devasari Rahmawati (Faber Instrument Indonesia), Teguh Hidayat (Jasgo Academy), Carolina Ardelia (Colore Art & Craft), Muhamad Haikal Azhari (Kamaye), Ivan Taufiq Nugraha (Sutan Vet Medika) dan Ariq Syah (Maore).
Selain penghargaan untuk para wirausahawan muda yang berprestasi, DSC juga memberikan apresiasi kepada beberapa alumni DSC, Diplomat Entrepreneur Network (DEN), yang telah menunjukkan komitmen dan konsistensi luar biasa dalam mengembangkan bisnis mereka dan memberikan dampak positif yang signifikan.
DEN telah menjadi ekosistem yang kuat, mendukung para entrepreneur untuk tidak hanya bertumbuh secara finansial, tetapi juga berkontribusi pada perubahan sosial dan keberlanjutan.
DSC juga memberikan penghargaan kepada 50 UMKM terpilih yang telah menunjukkan prestasi di program tersebut. Penghargaan ini menjadi bukti nyata dukungan DSC dalam melakukan lintas sinergi dalam membangun ekosistem kewirausahaan yang lebih kuat dan berkelanjutan di Indonesia.