Rupiah Bangkit Pagi Ini Tedorong Perang Dagang Mereda

Achmad Fauzi Suara.Com
Rabu, 05 Februari 2025 | 10:24 WIB
Rupiah Bangkit Pagi Ini Tedorong Perang Dagang Mereda
Petugas salah satu tempat penukaran mata uang asing menunjukkan uang rupiah dan dolar AS, Jakarta, Selasa (14/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nilai tukar rupiah akhirnya menguat terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu pagi. Hal ini terdorong dari meredanya perang dagang.

Seperti dilansir Antara, rupiah pada pembukaan perdagangan hari Rabu di Jakarta menguat hingga 51 poin atau 0,31 persen menjadi Rp16.300 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.351 per dolar AS.

Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan nilai tukar (kurs) menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah karena kekhawatiran perang dagang global mereda.

"Sikap Trump tidak dapat diduga dalam kebijakannya. Untuk saat ini, dia menunda tarif kepada Kanada dan Meksiko, namun sebenarnya masih belum diketahui apakah akan menerapkan tarif pada EU (European Union) yang bisa memberikan dampak besar," ujarnya seperti dikutip di Jakarta, Rabu (5/2/2025).

Baca Juga: BI: Uang Pecahan Khusus Rp150.000 Tahun 1999 Sudah Tidak Berlaku

Trump melakukan penundaan rencana memberlakukan kebijakan tarif perdagangan terhadap Kanada dan Meksiko. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum disebut telah sepakat untuk memperkuat upaya penegakan hukum perbatasan sebagai tanggapan atas tuntutan Trump menindak tegas imigrasi dan penyelundupan narkoba. Karena itu, pemberian tarif sebesar 25 persen akan ditunda selama 30 hari.

Penundaan tarif terhadap kedua negara tersebut telah berkontribusi terhadap pelemahan dolar AS.

Di sisi lain, Trump bakal memberlakukan tarif kepada EU karena blok negara-negara Eropa itu dianggap olehnya "telah memperlakukan kami (AS) dengan sangat buruk”. Hal ini disebabkan EU memberikan pajak yang dinilai banyak menghabiskan uang AS dan defisit perdagangan sangat besar dengan blok tersebut.

Faktor berikutnya yang mendukung penguatan rupiah adalah data pekerjaan AS Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) yang menunjukkan ada pembukaan lowongan pekerjaan 7,6 juta, lebih rendah dari perkiraan sebesar 8 juta.

Terkait sentimen dari domestik, Badan Pusat Statistik disebut akan mengumumkan data Produk Domestik Bruto (PDB) yang diprediksi tumbuh 0,5 persen di kuartal IV-2024 dan 5,2 persen year on year (yoy).

Baca Juga: Awali Selasa Loyo, Rupiah Terperosok ke Rp16.480/Dolar AS

"Rupiah hari ini diperkirakan berkisar Rp16.300-Rp16.400," pungkas Lukman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI