Laporan Keuangan PT Timah 2021-2024, Ada Skandal Korupsi Rp300 T

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 04 Februari 2025 | 06:30 WIB
Laporan Keuangan PT Timah 2021-2024, Ada Skandal Korupsi Rp300 T
Timah yang dihasilkan PT Timah tbk (dok. PT Timah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Laporan Keuangan PT Timah selama tiga tahun 2021 - 2024 menjadi sorotan setelah kasus korupsi di perusahaan tersebut yang menyeret nama suami Sandra Dewi, Harvey Moeis dan video viral pegawai PT Timah yang dianggap sombong dan menghina tenaga honorer.

Menarik disimak, bagaimana kinerja BUMN tersebut sehingga sang pegawai sangat percaya diri. Terlebih, yang bersngkutan dianggap sangat jumawa memamerkan asuransi yang disediakan tempatnya bekerja.

Sebelumnya, PT Timah Tbk mencuri perhatian karena korupsi yang merugikan negara hingga Rp300 triliun.  

Kerugian ini dirincikan sebagai kerugian atas kerja sama PT Timah Tbk dengan smelter swasta sebesar Rp2,285 triliun; kerugian atas pembayaran bijih timah kepada mitra PT Timah Tbk sebesar Rp26,649 triliun; dan kerugian lingkungan sebesar Rp271,1 triliun.

Baca Juga: Jabatan Oknum Karyawati PT Timah yang Hina Honorer, Kini Koar-koar Tak Takut Dipecat?

Sementara itu, pendapatan PT Timah tiga tahun seperti yang dikutip dari laman resmi perusahaan, secara berturut – turut adalah Rp14,607 miliar (2021), Rp 12,504 miliar (2022), dan Rp8,392 miliar (2023). Laporan tersebut menunjukkan pendapatan PT Timah konsisten turun. Namun, perusahaan tidak meberikan data penyebab penurunan pendapatan tersebut.

Oknum karyawan PT Timah yang merendahkan honorer. [TikTok/wennymyzon1]
Oknum karyawan PT Timah yang merendahkan honorer. [TikTok/wennymyzon1]

Rilis terbaru untuk semester I – 2024 pada Juli tahun lalu kondisi pasar logam dunia memberikan dampak yang positif terhadap pendapatan PT Timah.

Harga logam timah London Metal Exchange (LME) melonjak di semester I-2024 dan ditutup di harga USD33.000 per metrik ton pada akhir Juni 2024. Sementara, produksi timah dunia mengalami penurunan yang diakibatkan oleh terbatasnya pasokan logam timah dari Indonesia, Myanmar dan Republik Demokratik Kongo ditengah ketidakpastian kondisi ekonomi dan politik global yang masih berlanjut mendorong kenaikan harga logam timah.

Berdasarkan CRU Tin Monitor, produksi logam timah dunia di semester I-2024 diperkirakan turun 6,7% (YoY) menjadi 169.800 ton. Sementara, persediaan timah di gudang LME pada akhir Juni 2024 berada di posisi 4.770 ton, turun 36% dari awal tahun 2024 di posisi 7.450 ton.

Kondisi tersebut berdampak baik bagi perseroan sehingga berhasil meningkatkan laba bersih sebesar 2570% menjadi Rp434,48 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau 151% dari target yang sudah ditentukan Perseroan.

Baca Juga: Akhirnya Didengar! DPR Tampung Aspirasi Ribuan Honorer R2 R3

Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp5,21 triliun meningkat 14% dari Rp4,57 triliun di semester I-2023 ditengah kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 13% dari USD26.828 per metrik ton di semester I-2023 menjadi USD30.597 per metrik ton di semester I 2024.

D isisi lain, harga pokok pendapatan perseroan turun sebesar 4% dari Rp4,16 triliun di semester I-2023 menjadi Rp3,99 triliun di semester I-2024. Sehingga Perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp688 miliar dengan pencapaian EBITDA sebesar Rp1,21 triliun atau 227% dari semester I-2023.

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI