Siapa Pemilik Bridgestone? Raksasa Industri Ban yang PHK Ratusan Karyawan hingga Tutup Pabrik!

Riki Chandra Suara.Com
Senin, 27 Januari 2025 | 16:54 WIB
Siapa Pemilik Bridgestone? Raksasa Industri Ban yang PHK Ratusan Karyawan hingga Tutup Pabrik!
Bridgestone. [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Produsen ban asal Jepang, Bridgestone, mengumumkan rencana penutupan pabrik ban radial truk dan bus di LaVergne, Tennessee. Keputusan ini berdampak langsung pada pemberhentian 700 pekerja di fasilitas tersebut, yang sebelumnya merupakan pabrik pertama Bridgestone di Amerika Utara.

Dilansir JapanToday pada Senin (27/1/2025), pihak Bridgestone menyatakan bahwa langkah ini diambil untuk mengoptimalkan bisnis dan meningkatkan daya saing perusahaan di tengah tantangan global.

"Penutupan ini akan membantu perusahaan mengoptimalkan jejak bisnisnya dan memperkuat daya saingnya," tulis perusahaan dalam keterangan resminya, dikutip Suara.com.

Tidak hanya di Tennessee, Bridgestone juga mengumumkan pengurangan kapasitas dan tenaga kerja di pabrik ban pertaniannya yang berlokasi di Des Moines, Iowa. Selain itu, terdapat pengurangan tambahan pada bagian korporat, penjualan, dan operasi di wilayah Amerika Serikat.

Di kawasan Amerika Latin, pengurangan tenaga kerja dan kapasitas produksi akan dilakukan di Argentina dan Brasil.

"Pengurangan tenaga kerja ini mencakup bagian korporat, penjualan, dan operasi kami di Amerika, sebagai respons terhadap lingkungan ekonomi yang menantang," jelas Emily Weaver, juru bicara perusahaan, melalui email.

Dari total hampir 44.000 karyawan di Amerika Utara dan Amerika Latin, sekitar 4 persen akan terdampak oleh pengurangan tenaga kerja sukarela maupun tidak sukarela.

Sementara itu, Bridgestone juga menghadapi tantangan besar di Eropa. Permintaan ban truk dan bus menurun drastis lebih dari sepertiganya akibat lonjakan impor produk murah dari Asia Timur.

Kondisi ini memperburuk kelebihan kapasitas produksi dan meningkatkan biaya yang tidak kompetitif, terutama di tengah harga energi yang tinggi serta tekanan inflasi.

Sebagai bagian dari langkah penyesuaian, perusahaan berencana menutup pabriknya di Lanklare, Eropa, pada paruh pertama 2025.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI