Suara.com - Ho Kwon Ping tidak menyangka akan menjadi pengusaha, apalagi menjadi taipan hotel terbesar di Singapura. Dia pun membagi kisah suksesnya sebagai seorang miliarder dengan memiliki harta Rp 5.600 triliun.
Ho berbagi sesuatu tentang dirinya yang mungkin mengejutkan bagi sebagian orang. Salah satunya dia ternyata seorang mantan narapida dan pernah dipenjara.
Ia mengatakan bahwa kehidupan awalnya sebagian besar ditentukan oleh semangat yang kuat untuk aktivisme sosial.
Saat menempuh pendidikan sarjana di Universitas Stanford pada awal tahun 1970-an, Ho adalah seorang aktivis mahasiswa yang menentang Perang Vietnam dengan Amerika.
Baca Juga: Ratusan Pengusaha Nasional Bakal Gali Potensi Bisnis dengan India
Dia pun bergabung dengan protes lain di kampus. Khususnya, protes terhadap penemu dan fisikawan Amerika William Shockley, yang akhirnya membuatnya diskors dari institusi tersebut.
“Saya dikeluarkan karena saya menghadiri Black Students Union, sebuah protes yang mereka lakukan terhadap seorang pria bernama William Shockley, yang memenangkan Hadiah Nobel untuk menciptakan semikonduktor, tetapi juga memiliki pandangan aneh tentang eugenetika. Dia menulis beberapa buku yang mengatakan bahwa orang kulit hitam harus disterilkan,” kata Ho dilansir dari CNBC International, Kamis (23/1/2025).
Akibatnya, Ho diadili di panel pengadilan kampus dan dinyatakan bersalah karena menekan kebebasan akademis, sehingga menyebabkan skorsingnya dari universitas. Selanjutnya, dia memutuskan untuk meninggalkan Stanford dan kembali ke Singapura, di mana dia menyelesaikan tugas nasionalnya dan memulai kembali studi universitasnya.
“Saya harus mulai dari nol dan itu sangat membosankan, jadi saya mulai menulis sebagai jurnalis lepas untuk sebuah majalah yang sekarang sudah tidak ada lagi bernama Far Eastern Economic Review,” katanya.
“Saya mulai menulis tentang politik Singapura, yang tidak disukai pemerintah. Jadi, saya dipenjara berdasarkan Undang-Undang Keamanan Internal karena pro-Komunis," tambahnya.
Baca Juga: Profil Pengusaha Pemilik Saham RATU, Sosoknya Dekat dengan Megawati
Dia pun dimasukkan ke dalam sel isolasi selama menjalani hukuman penjara selama dua bulan pada tahun 1977. Tentunya Ho memiliki masa yang menakutkan, sepi, menyedihkan, dan penuh perenungan.
Hingga pada tahun 1981, ayah Ho terkena stroke. Sebagai putra tertua, dia mengemban tanggung jawab untuk mengambil alih bisnis keluarga.
“Bisnis itu benar-benar gambaran kecil dari bisnis orang Tionghoa perantauan, yang berarti serba bisa tetapi tidak menguasai satu pun,” kata Ho.
Setelah beberapa kali gagal dan belajar banyak dari menjalankan bisnis keluarga, Ho mendapat pencerahan. Dia pun menjalankan “berbagai macam bisnis untuk fokus membangun mereknya sendiri.
Hal itu terbukti dengan dirinya menjadi seorang sukses dengan bisnis hotel yang banyak menguntungkan. Adapu Ho Kwon Ping adalah salah satu pendiri dan ketua eksekutif Banyan Group.
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Singapura ini menghasilkan pendapatan sekitar 242 juta dollar atau sekitar Rp 3.929 triliun pada tahun 2023.