Suara.com - Bank Indonesia (BI) akan terus menjaga stabilisasi rupiah dalam memperkuat ekonomi.
Hal ini dikarenakan mata uang Indonesia itu terus mengalami tekanan akibat gejala politik dunia.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bakal terus mengintervensi rupiah agar tetap stabil.
" Komitmen kami untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar, baik melalui intervensi di pasar spot, kemudian juga di forward, maupun pemberian SPN dari pasar, " kata Perry salam video virtual, Rabu (22/1/2025).
Baca Juga: Utang Indonesia Merangkak Naik Tembus Rp 6.947 Triliun
Dia pun menegaskan akan bekerjaaama dengan pemerintah serta anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Hal ini untuk memastikan rupiah tetap stabil.
"Komitmen kami di Bank Indonesia terus memastikan rupiah itu stabil, dan tentu saja sejalan dengan mata uang regional di tengah tekanan dolar yang terus kuat," jelasnya.
Selain itu, Bank Indonesia juga menerapkan aturan baru terkait Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA). Dalam aturan tersebut, eksportir diwajibkan menempatkan 100 persen DHE SDA di dalam negeri selama minimal satu tahun.
Sementara itu, Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (21/1/2025), mencatat penguatan sebesar 33 poin atau 0,20 persen, berada di level 16.310 per dolar Amerika Serikat (AS).
posisi rupiah ini menguat dibandingkan penutupan sebelumnya di 16.343 per dolar AS. Penguatan rupiah juga sejalan dengan pergerakan positif mayoritas mata uang Asia lainnya.
Baca Juga: Aliran Modal Asing Masuk ke Indonesia Rp 914,72 Triliun, Terbanyak Lewat Jalur Ini
Seperti baht Thailand yang naik 0,48 persen, ringgit Malaysia naik 0,36 persen, dan won Korea Selatan yang naik 0,31 persen.