Trump-Xi Jinping Telponan, Respon Positif IHSG dan Bursa Asia Bakal Bertahan Lama?

M Nurhadi Suara.Com
Senin, 20 Januari 2025 | 19:13 WIB
Trump-Xi Jinping Telponan, Respon Positif IHSG dan Bursa Asia Bakal Bertahan Lama?
Xi Jinping dan Donald Trump
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelaku pasar saham dan keuangan saat ini bersikap "wait and see" menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) untuk periode 2025-2029 yang berlangsung pada hari ini, Senin (20/1/2024).

Ekonom Keuangan dan Praktisi Pasar Modal, Hans Kwee, menyatakan bahwa pasar Indonesia cenderung menunggu pernyataan dan kebijakan yang akan diambil oleh Trump.

Hans menjelaskan bahwa pelantikan Trump diperkirakan akan memberikan dampak positif bagi perekonomian AS. "Pasar AS akan cenderung positif menyambut pelantikan Donald Trump," ujarnya.

Namun, menjelang pelantikan, pelaku pasar asing terlihat melakukan aksi jual bersih di pasar saham Indonesia, yang mencerminkan kekhawatiran terhadap kebijakan Trump yang mungkin merugikan negara berkembang, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Potret Donald Trump Jelang Dilantik Presiden AS, Publik: Plis Kembalikan TikTok

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, mengungkapkan bahwa dampak dari pelantikan Trump terhadap perekonomian nasional belum dapat diprediksi dengan jelas. "Kami perlu fokus untuk menggerakkan perekonomian domestik," kata Mahendra.

Dari sisi angka, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini menunjukkan tren positif dengan penguatan 38,45 poin ke level 7.193,11. 

Pada penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see menjelang pelantikan Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

IHSG ditutup menguat 16,08 poin atau 0,22 persen ke posisi 7.170,74. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,35 poin atau 1,16 persen ke posisi 833,63.

"IHSG dan bursa regional Asia menguat, kenaikan bursa Amerika Serikat (AS) juga menopang sentimen positif di saat pasar fokus menanti pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, dikutip via Antara

Baca Juga: Jelang Pelantikan Presiden AS, Donald Trump: Kita Akan Akhiri Kekuasaan Politik Yang Gagal

Analisis menyebutkan, pelaku pasar juga ditopang pembicaraan via telepon antara Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menjelang pelantikan Presiden terpilih AS akhir pekan kemarin.

Dalam pembicaraan itu, Donald Trump mengatakan bahwa bersama Xi Jinping akan melakukan kemungkinan apapun untuk membuat dunia lebih damai dan aman.

Komunikasi ini tentunya memberikan pandangan positif, sehingga pasar menilai ini akan menurunkan tensi ketegangan antara kedua negara besar itu.

Sementara, sektor-sektor yang menunjukkan pertumbuhan signifikan termasuk sektor teknologi dan bahan baku, sementara saham-saham perbankan menjadi penopang utama IHSG. Namun, ada kekhawatiran bahwa kebijakan proteksionisme yang mungkin diterapkan oleh Trump dapat berdampak negatif pada pasar saham Indonesia.

Indeks dolar AS juga mengalami kenaikan yang signifikan, mencapai angka 109,03 pada hari ini. Hal ini berpotensi mempengaruhi nilai tukar rupiah yang kini berada di Rp16.375 per dolar AS. Kenaikan yield obligasi AS juga memberikan tekanan pada pasar obligasi domestik.

Pelaku pasar menunjukkan sikap optimis menjelang pelantikan Presiden Terpilih Amerika Serikat, Donald Trump. Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee, menyatakan bahwa pasar Indonesia cenderung "wait and see" menunggu kebijakan dan pernyataan dari Trump.

Sementara itu, sektor-sektor yang mengalami penguatan signifikan termasuk sektor barang konsumsi dan teknologi. Data menunjukkan bahwa total frekuensi perdagangan saham mencapai lebih dari 1,3 juta transaksi dengan volume perdagangan mencapai 21,8 miliar lembar saham.

Dari sisi sentimen global, pelantikan Trump diperkirakan akan memberikan dampak positif bagi perekonomian AS. Namun, pelaku pasar asing terlihat melakukan aksi jual bersih di pasar saham Indonesia menjelang pelantikan tersebut, mencerminkan kekhawatiran terhadap kebijakan yang mungkin merugikan negara berkembang.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menegaskan pentingnya fokus pada penggerakan perekonomian domestik di tengah ketidakpastian global. 

Secara sektoral, pertumbuhan kredit baru tertinggi terjadi pada sektor listrik dan gas dengan SBT 80,6%, diikuti oleh sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial dengan SBT 80,2%. Namun, sektor kesehatan mengalami penurunan yang signifikan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI