Dari seluruh lulusan, ia menambahkan, sebanyak 219 mahasiswa di antaranya lulus dengan predikat magna cum laude, dan satu mahasiswa meraih summa cum laude.” Selain itu, lanjut Adhi, pada wisuda kali ini Presuniv juga meluluskan 35 mahasiswa asing.
“Mereka berasal dari Bangladesh, China, Korea Selatan, dan Timor Leste,” ungkap Adhi.
Masih pada wisuda kali ini, papar Adhi, Presuniv juga memberikan penghargaan Best Achievement kepada sejumlah lulusan. Penghargaan ini dibagi dalam beberapa kategori, seperti menjadi yang terbaik ketika menjalani program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), dan Best Career atau sudah memperoleh pekerjaan bahkan sebelum lulus kuliah atau mau memulai usaha sendiri dengan mendirikan perusahaan rintisan atau startup.
Misalnya, ada Muhammad Risma dan Muh. Fahrul, keduanya dari Program Studi Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, yang mendirikan perusahaan rintisan.
Juga, Masim Sugiarto, Rita Purnamasari dan Ryando Miroj dari Program Studi Master of Management in Technology (S2), Fakultas Bisnis, yang mendirikan perusahaan rintisan.
Soal penghargaan Best Achievement, Adhi menjelaskan alasannya. Katanya, “Ini karena Presuniv tidak mengukur keberhasilan mahasiswa hanya dari capaian akademik semata sebagaimana tercermin dari Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK. Kami juga menghargai berbagai capaian lainnya yang diraih oleh mahasiswa, seperti penghargaan Best Career. Capaian itu membuktikan bahwa materi yang kami berikan saat kuliah ternyata mampu mengembangkan potensi yang mereka miliki dan sesuai dengan kebutuhan di dunia usaha.”
Wisuda ke-20 kali ini digelar dalam dua sesi, yakni pagi dan siang. Selain Irene Umar, Prof. Stephen G. Barnes, Assistant Dean of Graduate and International Programs at Penn State Law, The Pennsylvania State University, Amerika Serikat, juga menyampaikan keynote speech-nya. Pidato kunci pada upacara wisuda juga disampaikan oleh Kepala LLDIKTI Wilayah 4 Samsuri, dan Prof. Ki-chan Kim.
Dalam pidatonya Barnes mengajak seluruh lulusan untuk, “Mulailah mengajar!” Urainya, selama belajar di kelas, di studio, atau di laboratorium, tanpa disadari, seluruh lulusan sebetulnya telah berlatih untuk menjadi seorang guru.
Barnes mengajak, “Dalam beberapa minggu ke depan, kunjungi sekolah lama Anda, dan temui beberapa guru yang menginspirasi. Ucapkan terima kasih, dan bantulah mereka mengajar, menjadi tutor bagi para siswa, atau mengajarkan siswa berbagai keterampilan lainnya. Berbagilah inspirasi dengan mereka.”
Baca Juga: Presuniv Bangun Rumah Sakit Pendidikan di Kota Jababeka, Perkuat Ekosistem Kesehatan RI
Kepada seluruh wisudawan, Samsuri berpesan agar mereka tidak pernah berhenti belajar. “Meski kalian telah lulus dari Presuniv, janganlah pernah berhenti belajar. Sebab setelah lulus dari Presuniv, kalian akan memasuki kampus yang baru, yakni kampus kehidupan,” katanya.