Aliran Modal Asing Masuk ke Indonesia Rp 914,72 Triliun, Terbanyak Lewat Jalur Ini

Kamis, 16 Januari 2025 | 12:17 WIB
Aliran Modal Asing Masuk ke Indonesia Rp 914,72 Triliun, Terbanyak Lewat Jalur Ini
Aliran modal asing cukup deras [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bank Indonesia melaporkan arus modal asing yang diterima cukup deras.

Hingga 14 Januari 2025, posisi instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) tercatat sebesar Rp914,72 triliun.

Lalu, Sekuritas Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI) sebesar 1,96 miliar dolar AS. Sedangkan Sukuk Valuta Asing Bank Indonesia ( SUVBI ) tembus 436 juta dolar AS.

Gubernur Bank Indonesia mengatakan derasnya aliran modal asing bisa perkuat rupiah.

Baca Juga: Kegiatan Ekspor Masih Suram, BI Turunkan Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,7 Persen

"Instrumen moneter pro-market dioptimalkan untuk memperkuat upaya stabilitas nilai tukar Rupiah dan pencapaian sasaran inflasi," kata Perry dalam video yang diunggah Youtube BI, Kamis (16/1/2025).

Sedangkan aliran modal asing melalui Surat Berharga Negara (SBN) yakni sebesar 19 juta dollar AS. Adapun aliran modal asing yang masuk ke SRBI dan SBN ini tercatat lebih rendah.

Kebijakan ini juga dimaksudkan untuk mempercepat upaya pendalaman pasar uang dan pasar valas serta mendorong aliran masuk modal asing ke dalam negeri.

Penerbitan SRBI telah mendukung upaya peningkatan aliran masuk portofolio asing ke dalam negeri dan penguatan nilai tukar Rupiah. Kepemilikan nonresiden dalam SRBI mencapai Rp228,85 triliun (25,02% dari total outstanding).

Selain itu, implementasi dealer utama (primary dealer) sejak Mei 2024 juga makin meningkatkan transaksi SRBI di pasar sekunder dan repurchase agreement (repo) antarpelaku pasar, sehingga memperkuat efektivitas instrumen moneter dalam stabilisasi nilai tukar Rupiah dan pengendalian inflasi.

Baca Juga: Tunggu Pelantikan Trump, BI Diramal Tahan Suku Bunga

Ke depan, Bank Indonesia terus mengoptimalkan berbagai inovasi instrumen pro-market, baik dari sisi volume maupun sisi daya tarik imbal hasil.

Hal ini guna meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter, mempercepat pendalaman pasar uang dan pasar valas, serta mendorong aliran masuk modal asing.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI