BI Gelontorkan Likuiditas Rp 295 Triliun, Bank BUMN Kebanjiran Dana Segar

Kamis, 16 Januari 2025 | 10:16 WIB
BI Gelontorkan Likuiditas Rp 295 Triliun, Bank BUMN Kebanjiran Dana Segar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo jelaskan kondisi perbankan
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bank Indonesia (BI) telah mengguyur dana untuk perbankan. Hal ini dilakukan untuk menjaga likuiditas perbankan.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan
insentif Kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) sebesar Rp295 triliun, atau meningkat sebesar Rp36 triliun dari Rp259 triliun pada akhir Oktober 2024.

"Insentif dimaksud telah disalurkan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp129,1 triliun, bank BUSN sebesar Rp130,6 triliun, BPD sebesar Rp29,9 triliun, dan KCBA sebesar Rp5 triliun," kata Perry di Jakarta, Kamis (16/1/2025).

Adapun bantuan likuiditas itu telah disalurkan pada sektor yang mendukung, yaitu pertanian, perdagangan, manufaktur, transportasi, pergudangan, pariwisata, real estate, perumahan rakyat, UMKM, ultra mikro hingga sektor hijau.

Baca Juga: Tunggu Pelantikan Trump, BI Diramal Tahan Suku Bunga

Sementara itu, dari  sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja usaha korporasi yang terjaga, di tengah konsumsi rumah tangga yang terbatas.

Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi, masing-masing sebesar 8,35% (yoy), 13,62% (yoy), dan 10,61% (yoy).

Pembiayaan syariah tumbuh sebesar 9,87% (yoy), sementara kredit UMKM tumbuh 3,37% (yoy).

Ke depan, pertumbuhan kredit diprakirakan meningkat dalam kisaran sasaran 11–13% pada 2025 sejalan prospek pertumbuhan ekonomi yang tetap baik dan dukungan kebijakan makroprudensial Bank Indonesia.

Berbagai kebijakan insentif dari Pemerintah diprakirakan juga dapat mendorong permintaan kredit lebih lanjut. 

Baca Juga: OJK: SLIK Bukan Penentu Utama Dapat Cicilan Rumah

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mendorong penyaluran kredit/pembiayaan perbankan dan memperkuat sinergi dengan Pemerintah, otoritas keuangan," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI