Suara.com - Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) besutan Presiden Prabowo Subianto telah berjalan pada awal Januari 2025. Namun, perjalanan program ini menuai kritik dari berbagai kalangan.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan memperingatkan, siapa saja untuk tidak mengkritik sebelum melihat hasil akhir dari program tersebut.
Dia menilai, program yang dijalankan ini sudah tepat untuk mendongkrak perekonomian Indonesia.
"Sebenarnya jangan cepat-cepat kritik, tunggu lihat dulu. Kita ini kadang-kadang sok tahu, padahal waktu dia pejabat, dia juga maling juga," ujarnya saat menghadiri acara IDN Times: Menavigasi Ekonomi Global, Strateg untuk 2025, Jakarta, Rabu (15/1/2025).
Baca Juga: Luhut Soroti Rendahnya Orang RI Bayar Pajak
Luhut bilang, manfaat dari program ini mulai dirasakan oleh anak-anak sekolah. Apalagi, tak hanya meningkatkan gizi, ekonomi suatu wilayah juga tergerak dengan kebutuhan bahan baku untuk menu MBG ini.
"Mereka mungkin banyak yang jarang makan ayam, jarang makan telur, sekarang makan. Itu akan terjadi perputaran ekonomi nanti di desa itu, harus beli ayam, beli telur, dan sebagainya," jelas dia.
Sebelumnya, Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti dampak sosial program MBG yang dinilai belum matang dalam implementasinya.
Adanya potensi ketimpangan distribusi dan dampak ekonomi terhadap pedagang kecil menjadi kritisi bagi program MBG.
Dampak tak langsung dari program ini terhadap pedagang kecil, khususnya kantin sekolah dan pedagang kaki lima, menjadi kekhawatiran yang belum cukup ditinjau oleh pemangku kebijakan.
Baca Juga: Luhut Beberkan Alasannya Mau Bantu Ekonomi Pemerintahan Prabowo
Rocky menilai jika MBG tidak dikelola secara matang, akan terjadi trade-off yang merugikan kelompok lain.
“Kalau ada MBG, maka warung-warung di sekitarnya tutup, nggak ada pelanggan. Impact pada pedagang di sekitar sekolah segera harus diantisipasi, harus dimitigasi,” jelasnya seperti yang dikutip dari Youtube Rocky Gerung Official, Selasa (14/1/2025).