Di sisi lain, Direktur Eksekutif Energi Berjangka Mizuho Securities Bob Yawger dalam catatannya menuliskan bahwa persepsi yang ada di pasar minyak adalah dengan adanya sanksi ini maka penyuling India dan China yang telah mengimpor minyak Rusia harus berebut pasokan dari Timur Tengah.
Pemerintahan AS yang dipimpin Joe Biden telah berupaya untuk meningkatkan tekanan kepada Rusia dan memberikan bantuan kepada Ukraina sebelum Presiden terpilih Donald Trump menjabat yang pelantikannya akan diadakan pada 20 Januari nanti.
"Pemerintahan Biden memilih sanksi energi yang lebih kuat, yang membuat pasar minyak khususnya merasa puas dengan risiko sanksi," kata Bob McNally, presiden Rapidan Energy Group.
"Oleh karena itu, kami memperkirakan premi risiko material saat ini dalam Brent akan bertahan sambil menunggu sinyal dari tim Trump mengenai apakah mereka akan melanjutkan sanksi ini,"tandasnya.