AS Beri Sanksi untuk Rusia, Harga Minyak Dunia Bakal Ngamuk

Senin, 13 Januari 2025 | 15:57 WIB
AS Beri Sanksi untuk Rusia, Harga Minyak Dunia Bakal Ngamuk
Harga minyak dunia bakal tinggi imbas sanski AS ke Rusia
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Amerika Serikat Biden telah menetapkan beberapa sanksi terberatnya terhadap Rusia.

Sanksi ini merupakan sebuah langkah yang dirancang untuk menghantam pendapatan energi Moskow yang memicu perangnya di Ukraina.

Langkah-langkah tersebut menargetkan lebih dari 200 entitas dan individu mulai dari pedagang dan pejabat hingga perusahaan asuransi, serta ratusan kapal tanker minyak.

Untuk pertama kalinya sejak invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina, Inggris akan bergabung dengan AS dalam memberikan sanksi langsung kepada perusahaan energi Gazprom Neft dan Surgutneftegas.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Ngamuk, BBM Pertamina Bisa Naik?

"Menyerang perusahaan minyak Rusia akan menguras dana perang Rusia – dan setiap rubel yang kita ambil dari tangan Putin membantu menyelamatkan nyawa Ukraina," kata Menteri Luar Negeri David Lammy dilansir BBC, Senin (13/1/2025).

Tidak hanya itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan tindakan tersebut meningkatkan risiko sanksi yang terkait dengan perdagangan minyak Rusia.

" Ini termasuk pengiriman dan fasilitasi keuangan untuk mendukung ekspor minyak Rusia," jelasnya.

Sementara itu, Presiden Joe Biden mengatakan pemimpin Rusia Vladimir Putin berada dalam kondisi yang sulit.

Serta menambahkan bahwa sangat penting baginya untuk tidak memiliki ruang bernapas untuk terus melakukan hal-hal buruk yang terus dilakukannya.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Meroket ke Level Tertinggi, Ada Apa?

"Ada kemungkinan harga gas dii Amerika Serikat] dapat meningkat sebanyak tiga atau empat sen per galon," kata presiden.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Energi Berjangka Mizuho Securities Bob Yawger dalam catatannya menuliskan bahwa persepsi yang ada di pasar minyak adalah dengan adanya sanksi ini maka penyuling India dan China yang telah mengimpor minyak Rusia harus berebut pasokan dari Timur Tengah.

Pemerintahan AS yang dipimpin Joe Biden telah berupaya untuk meningkatkan tekanan kepada Rusia dan memberikan bantuan kepada Ukraina sebelum Presiden terpilih Donald Trump menjabat yang pelantikannya akan diadakan pada 20 Januari nanti.

"Pemerintahan Biden memilih sanksi energi yang lebih kuat, yang membuat pasar minyak khususnya merasa puas dengan risiko sanksi," kata Bob McNally, presiden Rapidan Energy Group.

"Oleh karena itu, kami memperkirakan premi risiko material saat ini dalam Brent akan bertahan sambil menunggu sinyal dari tim Trump mengenai apakah mereka akan melanjutkan sanksi ini,"tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI