Suara.com - Kebakaran hutan yang melanda Los Angeles (LA) tak hanya menghanguskan ribuan hektar lahan, namun juga menghancurkan portofolio investor.
Saham-saham perusahaan asuransi di Amerika Serikat mengalami penurunan drastis menyusul kebakaran dahsyat yang melanda wilayah tersebut.
Beban klaim yang begitu besar memicu kekhawatiran akan potensi kebangkrutan massal di sektor asuransi. Analis memperkirakan kerugian akibat klaim asuransi akan mencapai puluhan miliar dolar.
Analis JP Morgan memperkirakan kerugian yang diasuransikan sebesar USD20 miliar dan memperkirakan kerugian yang tidak diasuransikan dapat melonjak hingga lebih dari USD100 miliar.
"Itu akan menjadikan kebakaran di LA sebagai yang termahal dalam sejarah AS, setara dengan hampir 4% dari PDB tahunan California. "Ini mungkin akan menjadi jumlah terbesar orang yang tidak diasuransikan atau kurang diasuransikan selama bencana besar seperti ini," ujar Diane Delaney, direktur eksekutif Private Risk Management Association, kepada The Post.
"Tujuan asuransi adalah untuk hadir pada saat klaim diajukan, dan jika itu akan membuat mereka bangkrut, mereka akan menarik diri dari negara bagian tersebut," papar Delaney.
Saham perusahaan asuransi yang memiliki eksposur ke California, termasuk Allstate, Travelers Companies, Chubb, Mercury, dan American International Group, anjlok pada hari Jumat. Mercury mengalami kerugian terburuk dengan saham anjlok lebih dari 20% pada Jumat sore.
California, tidak seperti kebanyakan negara bagian lainnya, selama bertahun-tahun tidak mengizinkan perusahaan asuransi untuk memperhitungkan risiko cuaca saat menetapkan tarif mereka, sehingga sangat berisiko bagi perusahaan asuransi.
Sementara itu, Golden State semakin rentan terhadap kebakaran hutan, gempa bumi, banjir, dan kekeringan dari waktu ke waktu, yang menyebabkan banyak perusahaan asuransi tutup.
Baca Juga: Paris Hilton Bagikan Kondisi Rumahnya yang Terdampak Kebakaran LA, Netizen Singgung soal Gaza
Pada tahun 2023, State Farm mengatakan tidak akan lagi menerima aplikasi baru untuk asuransi pemilik rumah karena risiko bencana. Tahun lalu, perusahaan mengatakan akan mengakhiri pertanggungan untuk 72.000 rumah dan apartemen di negara bagian tersebut.