Banyuasin Sumsel Jadi Lumbung Padi Nasional, Sinergi Program Brigade Pangan dan OPLAH

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 09 Januari 2025 | 14:55 WIB
Banyuasin Sumsel Jadi Lumbung Padi Nasional, Sinergi Program Brigade Pangan dan OPLAH
Ilustrasi padi. (Dok : Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Provinsi Sumatera Selatan kembali membuktikan posisinya sebagai salah satu penyumbang produksi padi terbesar di Indonesia. Kabupaten Banyuasin, sebagai daerah penghasil padi terbesar di Sumsel, mencatatkan kontribusi signifikan dengan produksi padi sebesar 920.413 ton pada tahun 2023, menjadikannya peringkat pertama di provinsi ini dan keempat terbesar secara nasional.

Sejalan dengan upaya ini, Kementerian Pertanian melalui Pusat Standardisasi Instrumen Perkebunan turut memperkuat ketahanan pangan di daerah ini dengan program strategis seperti Brigade Pangan dan Optimasi Lahan (OPLAH).

Di Kecamatan Suak Tapeh, Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Perkebunan, Dr. Kuntoro Boga Andri meninjau langsung fasilitas Brigade Pangan yang berfungsi sebagai tulang punggung operasional program ketahanan pangan.

Dengan luas panen mencapai 521,25 ribu hektare pada 2024, Banyuasin menunjukkan peningkatan produktivitas yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga: Kementan Percepat Program Cetak Sawah, 100.000 Ha Siap Diolah di Kalteng

Dr. Kuntoro memberikan arahan kepada petugas Brigade Pangan untuk terus meningkatkan efisiensi alat dan mesin pertanian, pemanfaatan sumber daya lokal, dan kolaborasi dengan petani setempat.

“Brigade Pangan adalah garda depan ketahanan pangan. Dengan kesiapan dan sinergi seperti ini, Banyuasin tidak hanya akan memperkuat Sumatera Selatan sebagai lumbung pangan, tetapi juga mendukung target produksi padi nasional,” ujarnya ditulis Kamis (9/1/2025).

Sementara itu, kunjungan ke Desa Kenten Jaya, yang menjadi salah satu lokasi OPLAH tahun 2024, menegaskan pentingnya keberlanjutan program ini dalam mendukung ketahanan pangan.

Dr. Kuntoro memuji hasil positif OPLAH di tahun-tahun sebelumnya yang berhasil meningkatkan produktivitas padi di daerah tersebut.

Dalam dialog dengan masyarakat tani, Dr. Kuntoro menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi modern dan pengelolaan hasil panen yang lebih efektif.

Baca Juga: Kolaborasi Bulog - Sampoerna Retail Community Perkuat Jaringan Distribusi Pangan Berkualitas dengan Harga Terjangkau

“OPLAH memberikan dampak nyata bagi petani. Sinergi program pemerintah, Brigade Pangan, dan masyarakat harus terus dijaga agar program ini berjalan secara berkesinambungan,” tambahnya.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi padi di Sumatera Selatan pada 2024 diperkirakan mencapai 2.842,56 ribu ton GKG, dengan produksi beras sebesar 1.632,35 ribu ton untuk konsumsi penduduk.

Angka ini memperlihatkan peningkatan dibandingkan tahun 2023, yang menjadi bukti keberhasilan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat tani.

Dengan posisi strategis sebagai daerah penghasil padi terbesar, Banyuasin diharapkan dapat menjadi model nasional dalam pengelolaan ketahanan pangan.

Program seperti Brigade Pangan dan OPLAH memberikan fondasi kuat bagi daerah ini untuk mempertahankan posisinya sebagai salah satu lumbung pangan Indonesia.

Kehadiran Kementan di Kabupaten Banyuasin tidak hanya memperlihatkan komitmen pemerintah dalam mendukung petani dan penguatan program ketahanan pangan, tetapi juga mendorong sinergi yang lebih erat antara seluruh pihak terkait untuk mencapai swasembada pangan nasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI