Bukalapak Tutup Bisnis Marketplace, BEI Pertanyakan Penggunaan Dana Hasil IPO

Kamis, 09 Januari 2025 | 13:57 WIB
Bukalapak Tutup Bisnis Marketplace, BEI Pertanyakan Penggunaan Dana Hasil IPO
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan telah mempertanyakan relevansi dana hasil Initial Public Offering (IPO) kepada PT Bukalapak Tbk (BUKA).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan telah mempertanyakan relevansi dana hasil Initial Public Offering (IPO) kepada PT Bukalapak Tbk (BUKA), yang peruntukannya untuk pengembangan bisnis e-commerce.

Per 30 Juni 2024, Bukalapak baru menggunakan dana hasil IPO senilai Rp11,94 triliun dari total dana hasil IPO senilai Rp21,32 triliun, sehingga masih tersisa senilai Rp9,82 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan bahwa Bukalapak hanya akan menutup lini bisnis penjualan produk fisik di marketplace, namun, untuk bisnis e-commerce tetap akan berjalan ke depan.

Dengan masih berjalannya bisnis e-commerce, menurutnya, hal itu masih relevan dengan rencana penggunaan dana hasil IPO oleh Bukalapak ke depan.

Baca Juga: Bukalapak: Simbol Sukses IPO Startup, Tapi Mati di Era Digital

“E-commerce-nya benar memberikan kontribusi more than 50 persen, dan e-commerce-nya masih akan berjalan. Dan kita juga tanyakan mengenai relevansi dana yang dihimpun, karena tujuannya kan ada untuk pengembangan e-commerce. Ya, tentunya jadi relevan tetap dilakukan,” ujar Nyoman dikutip Antara, Kamis (9/1/2025).

Nyoman mengungkapkan, BEI telah melakukan hearing dengan Bukalapak, terkait dengan pengumuman transformasi bisnis dengan menghentikan operasional penjualan produk fisik di marketplace, dan berfokus untuk berjualan produk virtual.

“Jadi, penelaahan terhadap laporan keuangan, per pedo-pedo sebelumnya sudah dilakukan. Sudah juga melakukan hearing, kita udah dengar pendapat dengan mereka (BUKA),” ujar Nyoman.

Nyoman menyebut bahwa langkah Bukalapak merupakan upaya untuk melakukan efisiensi bisnis, dengan mempertimbangkan lini bisnis yang lebih memberikan pendapatan dan keuntungan yang lebih tinggi.

“Kita dengerin dulu, dan kita sudah melakukan permintaan penjelasan. Dan kita sudah ketemu kemarin, hearing bahwa e-commerce-nya masih ada. Hanya produk atau jasa yang ditawarkan saja yang dia pilih. Jadi platformnya masih tetap ada” ujar Nyoman.

Baca Juga: Sosok dan Agama Willix Halim, CEO Bukalapak yang Resmi Tutup Layanan Marketplace

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI