Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan kenaikan pengguna fitur Buy Now Pay Later (BNPL) tembus Rp 21,77 triliun.
Adapun data itu sesuai dengan penyaluran kredit paylater perbankan per November 2024.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, produk kredit BNPL terus mencatatkan pertumbuhan tinggi secara tahunan. Rinciannya, November 2024 debit kredit BNPL tumbuh mencapai 42,68% secara tahunan (year-on-year/yoy).
"Per November 2024, debat kredit BNPL tumbuh sebesar 42,68% yoy. Lalu,pengguna fitur Buy Now Pay Later (BNPL) tembus Rp 21,77 triliun,"kata Dian, dalam Konferensi Pers RDK Bulanan (RDKB) Desember 2024, melalui video telekonferensi, Selasa (7/1/2025).
Baca Juga: Bos OJK Sebut Kontribusi Pasar Modal ke Ekonomi RI Masih Tertinggal dari Negara Tetangga
Lanjutnya,kredit perbankan tumbuh sebesar 10,79 persen year on year (yoy) atau menjadi Rp7.717 triliun.
"Pertumbuhan kredit masih melanjutkan double digit growth sebesar 10,79 persen yoy,” imbuhnya.
Sedangkan likuiditas industri perbankan pada November2024 dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 112,94 dan 25,57 persen.
Selain itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio Non Performing Loan (NPL) gross perbankan sebesar 2,19 persen dan NPL net sebesar 0,75 persen. Kemudian, untuk loan at risk (LAR) menunjukan tren penurunan menjadi sebesar 9,82 persen.
Lalu, kinerja industri perbankan Indonesia pada November 2024 tingkat profitabilitas bank atau return on asset (ROA) menjadi 2,69 persen dan permodalan (CAR) perbankan yang tinggi sebesar 26,92 persen.
Baca Juga: Aturan Baru, Anak Muda di Bawah 18 Tahun Tak Boleh Pakai Paylater