Suara.com - Berdasarkan data yang dihimpun oleh Focus Economics, terdapat negara yang memiliki pendapatan perkapita rendah. Hal itu membuat negara tersebut masuk sebagai negara miskin di 2025.
Dilansir dari Focus Economi 10 negara yang masuk kategori pendapatan perkapitanya rendah:
1.Afghanistan
Pendapatan perkapita Afghanistan sebesar 454 dollar AS atau sekitar Rp 7,6 juta. Kemiskinan Afghanistan bermula dari konflik selama puluhan tahun, termasuk invasi asing, perang saudara, dan pemberontakan.
Baca Juga: Begini Profil Perusahaan dan Pendapatan Jeju Air yang Alami Kecelakaan
Ketidakstabilan yang terus-menerus telah merusak infrastruktur, melemahkan pembangunan kelembagaan, dan menghalangi investasi asing. Produktivitas sektor pertanian, yang menjadi andalan sebagian besar warga Afghanistan, rendah karena praktik pertanian yang ketinggalan zaman, kelangkaan air, dan degradasi lahan. Korupsi yang meluas dan pemerintah pusat yang lemah semakin menghambat pembangunan.
2. Sudan Selatan
Perkiraan pendapatan perapitanya mencapai 448 dollar AS atau sekitar Rp 7,1 juta. Kemiskinan di Sudan Selatan terkait dengan perang saudara yang berkepanjangan, yang meletus segera setelah negara tersebut memperoleh kemerdekaan pada tahun 2011.
Kekerasan tersebut menyebabkan jutaan orang mengungsi, menghancurkan infrastruktur, dan mengganggu pertanian, tulang punggung ekonomi.
3. Sierra Leone
Pendapatan perkapitanya yakni 529 dollar AS atau sekitar Rp 8,4 juta. Keterbelakangan Sierra Leone berakar pada dampak perang saudara yang brutal tahun 1991–2002, yang menghancurkan infrastruktur dan mencekik aktivitas ekonomi.
Baca Juga: Azerbaijan Airlines Kantongi Pendapatan Sekitar Rp 18 Triliun
Meskipun kaya akan berlian, salah urus sumber daya dan korupsi telah mencegah keuntungan ekonomi dari pertambangan menjangkau populasi yang lebih luas.
4. Malawi
PDB per kapita 2025 mencapai 552 dollar AS atau sekitar Rp8,8 juta. Kemiskinan Malawi didorong oleh ketergantungannya pada pertanian subsisten, dengan aktivitas ini melibatkan sebagian besar penduduk.
Peristiwa iklim ekstrem termasuk kekeringan dan banjir yang sering terjadi secara teratur mengganggu hasil panen, memperburuk kerawanan pangan.
5. Madagaskar
PDB per kapita 2025 mencapai 577 dollar AS atau sekitar Rp9,2 juta. PDB per kapita Madagaskar yang rendah terkait dengan berbagai faktor. Pertama, krisis politik kronis, termasuk kudeta dan pemilihan umum yang disengketakan, telah melemahkan lembaga dan menghambat upaya pembangunan.
Kedua, penggundulan hutan dan praktik pertanian yang tidak berkelanjutan telah menurunkan keanekaragaman hayati negara tersebut, mengurangi produktivitas pertanian, dan meningkatkan kerentanan terhadap bencana alam seperti siklon. Ketiga, keterasingan geografis.
6. Afrika Tengah
PDB per kapita 2025 mencapai 582 dollar AS atau sekitar Rp9,3 juta. Adapun, Republik Afrika Tengah (CAR) dilanda ketidakstabilan dan konflik. Kelompok bersenjata menguasai sebagian besar wilayah negara, melemahkan kewenangan pemerintah pusat dan menciptakan keadaan tidak aman yang terus-menerus.
7. Burundi
PDB per kapita 2025 mecapai 602 dollar AS atau sekitar Rp9,6 juta. Kemiskinan Burundi merupakan akibat dari sejarah konflik etnisnya, terutama perang saudara 1993–2005, yang menghancurkan ekonomi dan infrastrukturnya. Negara ini bergantung pada pertanian subsisten.
Tetapi sektor ini mengalami kelebihan populasi, degradasi tanah, dan akses terbatas ke teknik pertanian modern. Lebih jauh lagi, ketidakstabilan politik dan korupsi telah menghalangi investasi dan bantuan asing.
8. Mozambik
PDB per kapita 2025 mencapai 668 dollar AS atau sekitar Rp10 juta. Keterbelakangan Mozambik berasal dari sejarah eksploitasi kolonial, diikuti oleh perang saudara yang berlarut-larut yang berakhir pada tahun 1992.
Meskipun negara ini memiliki sumber daya alam yang melimpah terutama cadangan gas yang besar salah urusnya, dikombinasikan dengan korupsi, telah membatasi kontribusinya terhadap pembangunan secara keseluruhan.
9. Nigeria
Perkiraan pendapatan per kapita nigeria 672 dollar AS atau sekitar Rp10,7 juta. Kemiskinan di Nigeria sebagian didorong oleh iklim gurunnya yang keras, yang membatasi produktivitas pertanian dan berkontribusi terhadap kekeringan yang sering terjadi.
10. Kongo
PDB per kapitanya mencapai 708 dollar AS atau sekitar Rp11 juta. Republik Demokratik Kongo (RDK) sangat kaya akan sumber daya—negara ini adalah produsen utama kobalt misalnya, elemen kunci dalam baterai lithium-ion. Namun, RDK tetap sangat miskin.