Suara.com - Skema biaya kemacetan pertama untuk kendaraan di AS telah berlaku di kota New York. Hal ini dilakukan untuk mengurai kemacetan pada wilayah kota tersebut.
Dilansir BBC, pengemudi mobil akan membayar hingga 9 dollar AS sehari atau sekitar Rp144 ribu dengan tarif yang bervariasi untuk kendaraan lain.
Zona kemacetan meliputi area di selatan Central Park, meliputi tempat-tempat terkenal seperti Empire State Building, Times Square, dan distrik keuangan di sekitar Wall Street.
Skema ini bertujuan untuk meringankan masalah lalu lintas yang terkenal di New York dan mengumpulkan miliaran dolar untuk jaringan transportasi umum.
Gubernur negara bagian New York Kathy Hochul mengajukan kasus biaya kemacetan dua tahun lalu, tetapi ditunda dan direvisi menyusul keluhan dari beberapa penumpang dan bisnis.
Inisiatif ini akan menghasilkan 15 miliar dollar bagi Otoritas Transportasi Metropolitan, badan yang mengelola jalur kereta bawah tanah dan kereta komuter.
Sebagian besar pengemudi akan dikenakan biaya 9 dollar AS sekali sehari untuk memasuki zona kemacetan pada jam sibuk, dan 2,25 dollar AD pada waktu lain.
Truk kecil dan bus nonkomuter akan membayar 14,40 dollar AS untuk memasuki Manhattan pada jam sibuk, sementara truk besar dan bus wisata akan membayar biaya 21,60 dollar AS.
Tiffany-Ann Taylor, Wakil Presiden Transportasi di Regional Plan Association menyebut New York dapat menjadi model untuk mengembangkan sumber pendapatan tambahan untuk angkutan umum.
Baca Juga: Awas Macet! Penumpang Kereta Api Jarak Jauh dari Gambir Bisa Berangkat di Jatinegara
Penerapan tarif kemacetan ini diberlakukan setelah Pengadilan mengijinkan aturan ini berlaku. Namun, peluncuran ini juga menimbulkan pertikaian politik selama bertahun-tahun dan sejumlah tantangan hukum.