Berpotensi Gagal Bayar, Peringkat Utang WIKA Berstatus Negatif

Kamis, 02 Januari 2025 | 12:40 WIB
Berpotensi Gagal Bayar, Peringkat Utang WIKA Berstatus Negatif
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) resmi menurunkan peringkat kredit PT Wijaya Karya (WIKA) menjadi idBB- dengan prospek negatif pada 30 Desember 2024.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sektor konstruksi kembali diguncang kabar kurang menyenangkan. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) resmi menurunkan peringkat kredit PT Wijaya Karya (Persero) Tbk menjadi idBB- dengan prospek negatif pada 30 Desember 2024.

Penurunan ini disebabkan oleh kegagalan emiten bersandi WIKA dalam memperoleh persetujuan pemegang obligasi untuk merestrukturisasi utang senilai Rp1 triliun yang jatuh tempo pada 18 Februari 2025.

Selain peringkat perusahaan, peringkat surat utang WIKA, termasuk obligasi dan sukuk, juga ikut diturunkan menjadi idBB- dan idBB-(sy). Hal ini mengindikasikan meningkatnya risiko gagal bayar bagi para investor.

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) resmi menurunkan peringkat kredit PT Wijaya Karya (WIKA) menjadi idBB- dengan prospek negatif pada 30 Desember 2024. (Data Pefindo)
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) resmi menurunkan peringkat kredit PT Wijaya Karya (WIKA) menjadi idBB- dengan prospek negatif pada 30 Desember 2024. (Data Pefindo)

Ketidakmampuan WIKA dalam memenuhi kewajiban utangnya dapat berdampak signifikan terhadap likuiditas perusahaan dan kepercayaan investor.

Baca Juga: Keringat Vendor Sudah Kering, Tapi Tagihan Utang Rp1,8 Miliar Belum Dibayar WIKA Realty

Para analis memperkirakan bahwa penurunan peringkat ini akan semakin mempersulit WIKA dalam mengakses pendanaan di masa depan.

WIKA sebelumnya mengajukan usulan untuk membayar sebagian dari surat utang tersebut, memperpanjang sisa pokok, serta tetap membayarkan kupon dengan nilai yang sama dan menambahkan opsi beli untuk Seri A, B, dan C.

Menurut Pefindo, WIKA menghadapi risiko pembiayaan kembali yang tinggi untuk memenuhi kewajiban tersebut secara penuh dan tepat waktu. Hal ini diperburuk oleh kinerja keuangan perusahaan yang lemah dan tekanan pada likuiditasnya.

Peringkat ini mencerminkan posisi WIKA yang mapan di industri konstruksi nasional. Namun, peringkatnya dibatasi oleh profil keuangan dan likuiditas yang lemah, risiko dari ekspansi sebelumnya, serta dinamika lingkungan bisnis yang bergejolak.

Baca Juga: Dewa 19 Undur Konser di GBK, Ahmad Dhani: Kalau Pada Gak Bisa, Undang Once Lagi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI