Suara.com - Ukraina telah menepati janjinya untuk menghentikan pengangkutan gas Rusia ke Eropa. Hal ini terjadi setelah perjanjian transit gas antara Moskwa dan Kyiv tidak diperpanjang.
Kementerian energi Ukraina mengatakan bahwa kesepakatan tersebut berakhir demi kepentingan keamanan nasional.
"Kami telah menghentikan transit gas Rusia. Ini adalah peristiwa bersejarah," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan seperti dikutip CNN International, Kamis (2/1/2025).
Pemutusan kerjasama ini dikarenakan Ukraina kini menghadapi kerugian sekitar USD800 juta per tahun dalam biaya transit dari Rusia. Terlebih Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, mengatakan berakhirnya transit gas melalui negaranya ke Eropa adalah salah satu kekalahan terbesar Moskow dan mendesak Amerika Serikat (AS) untuk memasok lebih banyak gas ke Eropa.
Baca Juga: Mubadala Energy dan PIM Teken MoU untuk Jajaki Solusi Pasokan Gas Industri Pupuk
"Semakin banyak mitra nyata Eropa yang tersedia di pasar, semakin cepat kita akan mengatasi konsekuensi negatif terakhir dari ketergantungan energi Eropa terhadap Rusia," kata dia.
Untuk itu beberapa negara Eropa yang masih membeli gas Rusia sebelumnya telah mengatur rute pasokan alternatif. Terlebih, infrastruktur gas Eropa cukup fleksibel untuk menyediakan gas yang berasal dari non-Rusia ke (Eropa Tengah dan Timur) melalui jalur alternatif.
"Infrastruktur ini telah diperkuat dengan kapasitas impor LNG atau gas alam cair baru yang signifikan sejak 2022," kata juru bicara Komisi Eropa.
Sementara itu, Eropa telah mengimpor sejumlah besar gas alam cair (LNG) dari Amerika Serikat dan negara lain, serta gas pipa dari Norwegia.
Uni Eropa juga meningkatkan impor LNG Rusia untuk membantu memanaskan rumah dan memberi daya pada pabrik-pabriknya, tetapi menghadapi batas waktu yang ditetapkan sendiri pada 2027 dan berencana untuk memutuskan ketergantungan pada semua bahan bakar fosil Rusia.
Baca Juga: PGN Siap Percepat Distribusi Gas Bumi Lewat LNG Hub, Dukung Proyek Gas Baru dan Transisi Energi