Mengenal Zakat Penghasilan dan Persepuluhan, Apa Bedanya?

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 29 Desember 2024 | 14:21 WIB
Mengenal Zakat Penghasilan dan Persepuluhan, Apa Bedanya?
Ilustrasi (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada konsep berbagi dan memberi sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan dan dukungan kepada sesama dalam berbagai agama. Dua di antaranya yang paling dikenal yaitu zakat penghasilan dalam Islam dan perpuluhan atau persepuluhan dalam Kristen.

Meskipun memiliki kesamaan dalam tujuan, yaitu untuk membantu yang membutuhkan dan mendukung komunitas keagamaan, namun kedua konsep ini memiliki perbedaan mendasar.

Lantas, apa beda zakat penghasilan (Islam) dengan persepuluhan (Kristen)? Cari tahu penjelasan selengkapnya melalui ulasan di bawah ini, yuk!

Beda Zakat Penghasilan (Islam) dengan Persepuluhan (Kristen)

Baca Juga: JAWARA Teken Mou dengan Ruang Amal Indonesia untuk Pengembangan Wirausaha

Zakat penghasilan merupakan salah satu jenis zakat dalam Islam yang wajib dikeluarkan oleh seorang Muslim yang telah memenuhi syarat tertentu, di mana zakat ini dihitung dari penghasilan yang diperoleh, baik dari gaji, bisnis, maupun profesi lainnya. Landasan hukum dari zakat penghasilan adalah berasal dari Al-Qur’an dan hadits, serta diperkuat oleh ijtihad para ulama.

Secara umum, zakat penghasilan ini termasuk dalam kategori zakat maal (harta). Syarat utama untuk wajibnya zakat ini yaitu terpenuhinya nisab (batas minimal harta yang dimiliki selama setahun). Nisab zakat penghasilan biasanya disetarakan dengan 85 gram emas, di mana besarnya zakat penghasilan yang harus dibayarkan adalah 2,5% dari penghasilan bersih (penghasilan setelah dikurangi kebutuhan pokok).

Sementara itu, persepuluhan (tithe) merupakan ajaran dalam agama Kristen yang merujuk pada pemberian 10% dari penghasilan seseorang kepada gereja atau pelayanan Tuhan.

Istilah persepuluhan berasal dari Perjanjian Lama dalam Alkitab, yang menyebutkan bahwa umat Israel diperintahkan untuk memberikan sepersepuluh dari hasil panen atau ternaknya sebagai persembahan kepada Tuhan.

Dalam Perjanjian Baru, konsep persepuluhan ini masih dihormati, meski penerapannya lebih fleksibel. Banyak gereja yang mengajarkan bahwa persepuluhan adalah wujud kesetiaan dan pengakuan bahwa segala sesuatu yang dimiliki berasal dari Tuhan.

Baca Juga: Refleksi Festival Ramadan 1445 H: Pemberian Takjil Hingga Paket Untuk Warga Palestina

Sebagian besar gereja biasanya akan menggunakan dana persepuluhan untuk mendukung pelayanan, membiayai operasional gereja, dan membantu yang membutuhkan.

Jika dilihat dari tujuan dan penggunaannya, zakat penghasilan adalah untuk menyucikan harta, membantu sesama, dan mendukung keseimbangan ekonomi dalam masyarakat. Dalam Islam, zakat juga dianggap sebagai salah satu rukun agama untuk menciptakan solidaritas sosial.

Sementara itu, persepuluhan lebih menekankan aspek rasa syukur kepada Tuhan atas berkat yang diterima. Dana yang terkumpul biasanya akan digunakan untuk membiayai kegiatan gereja, mendukung misi penginjilan, dan membantu umat yang membutuhkan.

Kontributor : Rishna Maulina Pratama

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI