Suara.com - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen dan Opsen pajak pada tahun 2025 telah memberikan momok dan tantangan baru bagi PT Mizuho Leasing Indonesia Tbk (VRNA).
Sebagai emiten pembiayaan, Mizuho Leasing diprediksi akan merasakan dampak signifikan dari kebijakan ini.
Direktur Mizuho Leasing Indonesia Andi Harjono mengatakan kenaikan PPN ini diperkirakan akan semakin menekan daya beli konsumen, sehingga berdampak pada penurunan permintaan terhadap pembiayaan kendaraan bermotor.
"Industri rada khawatir, karena PPN dan Opsen pajak akan berdampak penjualan mobil, otomatis berdampak pada industri pembiayaan mobil," kata Andi kepada Suara.com usai Public Expose di Jakarta, Jumat (27/12/2024).
Baca Juga: Bicara Soal PPN 12 Persen, Bimbim Slank: Enggak Usah Bayar Pajak
Pihaknya pun bersikap konservatif atas situasi ini pada 2025. Menurutnya kenaikan tarif PPN dapat berdampak pada penurunan minat konsumen untuk membeli mobil bekas, dimana segemen ini menjadi salah satu core bisnis Mizuho Leasing Indonesia.
Alhasil, konsumen cenderung sensitif terhadap kenaikan harga, terutama dalam segmen pasar yang bergantung pada kemampuan finansial menengah ke bawah.
"Kami bersikap konservatif saja untuk tahun depan," ucap Andi.
Meskipun pemerintah telah memberikan 'obat penawar' demi meredam gejolak kenaikan PPN 12 persen, Andi menilai hal tersebut perlu untuk dilihat kedepannya.
"Mesti dilihat nanti eksekusinya," kata dia.
Baca Juga: Mahasiswa Gelar Aksi Tolak PPN 12 Persen di Monas, Sempat Saling Dorong Sebelum Bubarkan Diri
Sebelumnya Pemerintah secara sah telah menaikkan tarif PPN dari 11 persen menjadi 12 persen mulai 1 Januari 2025. Selain itu pemerintah juga bakal menerapkan opsen pajak pada tahun depan.
Opsen pajak adalah pungutan tambahan pajak menurut persentase tertentu, berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD).