Brasil Temukan Sistem Kerja Perbudakan di Perusahaan BYD

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:16 WIB
Brasil Temukan Sistem Kerja Perbudakan di Perusahaan BYD
BYD pilih kontrak kerja perbudakan? [Suara.com/BYD]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pejabat Brasil menemukan 163 warga negara China bekerja dalam "kondisi seperti perbudakan" di lokasi konstruksi untuk pabrik milik produsen kendaraan listrik BYD.

Menurut pihak berwenang, para pekerja tersebut dipekerjakan di China oleh perusahaan lain  untuk bekerja pabrik BYD cabang Brasil.

Dilansir CNN, mereka bekerja selama berjam-jam, melebihi jam kerja yang diizinkan oleh hukum Brasil. Terkadang selama tujuh hari seminggu, sambil ditempatkan dalam apa yang oleh pihak berwenang digambarkan sebagai kondisi yang merendahkan martabat, di antara pelanggaran ketenagakerjaan lainnya.

Selain itu, para pekerja juga mengalami sejumlah pelanggaran hak tenaga kerja lainnya. Menurut inspektur tenaga kerja Liane Durao, para pekerja harus meminta izin untuk meninggalkan tempat tinggal mereka.

Baca Juga: China Buka Lowongan Kerja Jagain Mayat, Gajinya Berapa?

Setidaknya 107 pekerja juga memiliki paspor mereka yang ditahan oleh majikan. Durao juga menekankan bahwa kondisi di tempat kerja sangat berbahaya, dengan keselamatan kerja yang tidak terpenuhi sama sekali.

"Kami menemukan bahwa pekerjaan dari 163 pekerja ini dilakukan dalam kondisi yang seperti perbudakan," ungkap Durao.

Di Brasil, "kondisi seperti perbudakan" tidak hanya mencakup kerja paksa, tetapi juga mencakup sistem utang yang memaksa pekerja untuk terus bekerja hingga utangnya lunas, kondisi kerja yang merendahkan martabat manusia, jam kerja yang berlebihan yang membahayakan kesehatan pekerja.

Serta pelanggaran lainnya yang merugikan kesejahteraan dan martabat pekerja. Sementara itu, dalam sebuah pernyataan, BYD mengatakan telah memutuskan hubungan dengan perusahaan yang mempekerjakan pekerja tersebut, dan menambahkan bahwa perusahaan tersebut bekerja sama dengan pihak berwenang dan memberikan bantuan kepada para pekerja.

Otoritas ketenagakerjaan tidak mengungkapkan nama-nama perusahaan yang terlibat dalam perekrutan pekerja tersebut.

Baca Juga: WNA China Jadi Kelompok Paling Banyak Ditolak Masuk Indonesia, Ini Alasannya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI