Hal ini tentu menimbulkan ketegangan di antara pihak media dengan tim Ria Ricis. Padahal, menurut keterangan pihak Suara.com, mereka sudah mendapat izin untuk meliput kegiatan Pak Tarno yang saat itu sedang berjualan.
Tak hanya itu, meski pihak Suara.com sudah mematuhi permintaan tersebut, tim Ria Ricis tetap tidak memperbolehkan adanya perekaman atau liputan apapun mengenai kegiatan yang berlangsung di lokasi.
Permintaan ini tentu membuat media merasa heran, mengingat mereka sudah mendapat izin dari manajer Pak Tarno, Slamet Tattoo, untuk meliput.
Di tengah situasi yang semakin memanas, Ria Ricis pun akhirnya meninggalkan tempat setelah kegiatan syutingnya selesai. Namun, kepergiannya meninggalkan tanda tanya mengenai hubungan antara influencer besar dengan media, serta bagaimana pengaruhnya terhadap kebebasan pers dalam meliput acara yang melibatkan tokoh publik.
Bagi sebagian orang, insiden ini mungkin terlihat sepele, tetapi bagi beberapa pihak, hal ini mencerminkan pentingnya etika dalam meliput kegiatan para figur publik.
Meski perbedaan pendapat antara media dan tim Ria Ricis terjadi, hal ini memberikan gambaran jelas mengenai dinamika antara influencer, media, dan publik. Bagaimana cara kerja tim influencer dalam mengelola citra mereka di media sosial dan bagaimana media berusaha untuk memberitakan setiap momen yang berkaitan dengan tokoh-tokoh terkenal.
Situasi seperti ini tentu menjadi pelajaran bagi semua pihak tentang pentingnya kerjasama dan saling menghormati dalam menjalankan tugas masing-masing.