Neraca Dagang Surplus, BI Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Selasa, 17 Desember 2024 | 15:01 WIB
Neraca Dagang Surplus, BI Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Bank Indonesia tingkatkan ekonomi nasional [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan pada November 2024 positif bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia pada November 2024 mencapai 4,42 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan surplus pada Oktober 2024 sebesar 2,48 miliar dolar AS.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso megatakan Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.

"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan," kata Ramdan dalam siaran pers yang diterima, Selasa (17/12/2024).

Baca Juga: Prabowo Gendong Utang Luar Negeri Rp6.782 Triliun

Saat ini , surplus neraca perdagangan yang lebih tinggi terutama bersumber dari peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas. Neraca perdagangan nonmigas November 2024 mencatat surplus sebesar 5,67 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan capaian bulan sebelumnya sebesar 4,80 miliar dolar AS.

Perkembangan tersebut sejalan dengan kuatnya ekspor nonmigas yang mencapai 22,69 miliar dolar AS. Kinerja positif ekspor nonmigas tersebut didukung oleh ekspor komoditas berbasis sumber daya alam seperti nikel dan barang daripadanya, maupun ekspor produk manufaktur seperti besi dan baja serta mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya.

Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia.

Defisit neraca perdagangan migas tercatat menurun menjadi sebesar 1,25 miliar dolar AS pada November 2024 sejalan dengan penurunan impor migas yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan ekspor migas.

Baca Juga: Utang Pemerintah Tembus Rp 3.334 Triliun, BI Pastikan Akan Dibayar Tepat Waktu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI