Generasi Z dan Harapan Baru untuk Batik Tulis Batang di Era Digital

Minggu, 15 Desember 2024 | 08:19 WIB
Generasi Z dan Harapan Baru untuk Batik Tulis Batang di Era Digital
Proses mencanting batik. (Dok: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Membatik itu bagian hidup Ma’e,” kata Muthola’ah (37), anak bungsu Umriyah.

Dari hasil membatik, Umriyah setidaknya bisa menghidupi anak-anaknya selepas sang suami wafat di tahun 1998. Ia juga mampu menyekolahkan atau memasukkan anak-anaknya ke pondok pesantren. Namun, konsistensi membatik Umriyah tidak menurun pada putri-putri mereka yang beristirahat membatik sejak bertahun-tahun lalu. Dan, salah satunya karena harga Batik Batang yang jauh dari nilai keekonomian.

“Susah memang mencari penerus Batik Tulis Batang,” kata Utin.

Bertahan demi Warisan Budaya

Para pemerhati, pewaris, pecinta budaya dan Batik Tulis Batang tidak mau berdiam diri. Ragam upaya dilakukan, salah satu di antaranya dengan memasukkan batik sebagai bagian dalam pelajaran tata busana di SMKN 1 Warungasem.

Menurut Kepala Sekolah SMKN 1 Warungasem, Suyanta, S.Pd, M.Si., program tata busana atau kini dikenal dengan Program Desain dan Produksi Busana mendapatkan bantuan pemerintah sejak tahun 2021 berupa gedung peralatan, paket peralatan, dan soft program yaitu pelatihan, hadirnya guru tamu dan guru magang. Soft program ini berlanjut hingga tahun 2022 dan 2023.

“Sekarang, alur produksi batik dilakukan dengan pendekatan teknologi, misalnya didukung beberapa komputer khusus untuk membuat pola desain secara digital, mesin printing, dan adanya 90 mesin jahit moderen," ucapnya.

Perhatian pada Batik Tulis Batang makin kental manakala Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi Indonesia memberikan bantuan dengan proyek Teaching Factory (TEFA). Di Gedung TEFA ini, karya-karya batik yang hadir dari tangan-tangan generasi muda Batang dapat dilihat saat membuka pintu showroom Gedung TEFA. Di ruang sebelahnya, sebuah runaway (catwalk) yang dilengkapi delapan lampu par, menjadi ajang penampilan siswi-siswi SMKN 1 Warungasem untuk menunjukkan karya-karya batik terbaik mereka.

Memadukan bantuan pemerintah dan juga Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi Indonesia ini, kini ada 20 orang pelajar se-Kabupaten Batang yang terpilih untuk mendalami Batik Tulis Batang pada proyek TEFA. Seorang pemerhati dan pejuang Batik Tulis Batang, yang juga Direktur Institut Pluralisme Indonesia (IPI), William Kwan, hadir secara berkala untuk memberikan pelatihan motif, pengenalan warna motif, pengenalan batik Bhinneka Tunggal Ika (memadukan Batik Tulis Batang dengan Batik Tulis Jambi), hingga model pembelajaran dalam industri pakaian.

Baca Juga: Pesona Rizky Ridho Jadi Model Busana Batik, Ramai Digombali Pemain Timnas hingga Kekasih

“Intinya, di sekolah kami memperkenalkan batik secara umum, baik berupa batik print, cap, gabungan antara cap dan tulis, dan batik tulis. Anak-anak memang diarahkan menguasai kemampuan batik tulis karena semester depan, kami mengusulkan kurikulum baru di mana para pelajar akan belajar langsung pada ibu asuh, yaitu pengrajin Batik Tulis Batang, agar warisan budaya ini tidak punah," kata Erwan, Kepala Prorgam Desain Produksi Busana di SMKN 1 Warungasem.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI