Suara.com - PT Freeport Indonesia (PTFI) terus menunjukkan kinerja luar biasa di sektor pertambangan. Dari setiap satu ton konsentrat yang diolah oleh perusahaan ini, dihasilkan 20 gram emas yang bernilai tinggi. Keberhasilan ini mencerminkan efektivitas dan keahlian dalam mengelola sumber daya alam yang ada di Papua.
Selain emas, satu ton konsentrat PTFI juga mengandung 27 persen tembaga, salah satu logam yang sangat dibutuhkan di pasar global. Tembaga yang dihasilkan PTFI menjadi komoditas penting untuk berbagai industri, mulai dari elektronik hingga konstruksi, yang semakin mendukung perkembangan ekonomi nasional dan internasional.
Proses pengolahan konsentrat ini tidak hanya dilakukan di dalam negeri, namun juga memerlukan pengiriman ke luar daerah. Setiap bulan, PTFI mengirimkan konsentrat ke smelter di Gresik menggunakan kapal. Untuk bulan Desember 2024, dijadwalkan ada enam kali pengiriman konsentrat melalui jalur laut.
Jumlah konsentrat yang diproduksi oleh PTFI setiap bulannya sangat mengesankan. PTFI mampu menghasilkan sekitar 300 ribu metrik ton konsentrat dalam waktu sebulan. Produksi yang besar ini tentunya memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, baik dari sisi pendapatan negara maupun penciptaan lapangan kerja.
Namun, dengan volume produksi yang tinggi, PTFI juga harus memastikan bahwa penyimpanan konsentrat di fasilitas gudang berjalan lancar. Gudang DWP PTFI memiliki kapasitas maksimal sebanyak 135 ribu metrik ton. Sayangnya, stok yang ada di gudang saat ini mencapai 140 ribu metrik ton, yang berarti ada kelebihan stok yang harus dikelola dengan hati-hati.

Manager DWP Operasional PTFI, Ida Bagus Wardana mengatakan, stok berlebih ini tidak dibiarkan begitu saja di gudang utama, melainkan ditempatkan di luar gudang untuk menghindari terjadinya kepadatan yang bisa mengganggu proses operasional. Langkah ini diambil untuk memastikan alur distribusi tetap berjalan dengan lancar dan efisien.
"Tidak perlu penambahan gudang, kita tidak menimbun terlalu lama, langsung loading ke kapal," kata Ida Bagus Wardana saat ditemui wartawan.
Pada tahun 2024, diperkirakan ada sekitar 200 kapal yang mengangkut konsentrat dari Gudang DWP PTFI. Pengiriman menggunakan kapal laut menjadi salah satu cara utama untuk mendistribusikan hasil tambang PTFI ke berbagai lokasi, baik di dalam maupun luar negeri. Jumlah kapal yang digunakan mencerminkan skala operasi yang sangat besar dan kapasitas produksi yang tinggi.
Sistem pengiriman yang terjadwal dengan baik sangat penting untuk memastikan ketersediaan pasokan konsentrat yang cukup untuk memenuhi permintaan pasar global. Proses pengiriman yang lancar juga sangat mendukung kelancaran produksi di smelter, yang akhirnya berkontribusi pada hasil olahan yang dapat dinikmati oleh konsumen di berbagai negara.
Baca Juga: Ini 2 Hoaks Besar yang Kerap Menerpa Freeport Indonesia
"No loading, no profit, kita upayakan terus pengiriman," kata Ida Bagus Wardana.