Suara.com - Euforia merger XL Axiata dan Smartfren nampaknya berujung kekhawatiran. Pasca penggabungan kedua perusahaan telekomunikasi besar ini, isu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal mulai santer terdengar di telinga kalangan karyawan.
Beberapa karyawan yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekhawatiran mereka akan masa depan pekerjaan.
"Kami khawatir posisi kami akan digantikan, apalagi dengan adanya rasionalisasi yang selalu digaungkan setelah merger," ujar salah seorang karyawan kepada Suara.com pada Kamis (12/12/2024).
Karyawan yang hampir 10 tahun bekerja di XL Axiata itu mengaku isu PHK menjadi salah satu topik utama yang sering dibicarakan dalam proses merger ini.
Baca Juga: Mengundurkan Diri Mendadak, CEO XL Axiata: Tidak Terkait Merger dengan Smartfren
Meski demikian dirinya berharap bahwa perusahaan berpikir ulang jika akan melakukan PHK di tengah situasi ekonomi yang sulit saat ini.
"Apalagi dengan kondisi sekarang, PHK menurut aku bukan salah satu jalan terbaik saat ini. Agak sulit kami mencari pekerjaan lain dengan situasi saat ini," keluhnya.
Disisi lain para eksekutif perusahaan mengaku tidak akan melakukan PHK dalam waktu dekat ini. Meski itu bukan jaminan.
"Jadi tidak akan ada restrukturisasi. Tiga perusahaan (XL Axiata, Smartfren, dan Smart Telecom) akan tetap beroperasi. Tapi apakah kedepannya akan ada restrukturisasi kita lihat saja," kata Group CEO and Managing Director Axiata Vivek Sood pada Rabu (11/12/2024).
Sementara itu Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini menyebutkan pihaknya sudah melakukan townhall meeting dengan para karyawan XL dan Smartfren pada Rabu (11/12/2024) terkait insentif yang akan diterima. Menurutnya untuk saat ini pihak karyawan menyambut baik merger itu.
Baca Juga: XL Axiata dan Smartfren Resmi Bersatu, Lahirkan XLSmart untuk Indonesia Digital
Dirinya juga memastikan tak ada PHK sebelum XLSmart resmi berdiri. Namun ke depannya dirinya tak mnjamin apakah akan ada PHK yang dilakukan.
"Tidak akan ada rasionalisasi pekerja sebelum legal day one. Kalaupun nanti dilakukan rasionalisasi, kompensasinya sudah diperhitungkan agar fair, malah mungkin lebih dari fair, untuk karyawan yang terkena rasionalisasi," jelasnya.
Sebelumnya XL Axiata dan Smartfren secara resmi mengumumkan penggabungan mereka dengan nilai mencapai Rp104 triliun. Dengan aksi merger ini itu berarti hanya tinggal 3 pemain dalam industri telekomunikasi di Tanah Air yakni Telkomsel, Indosat dan XLSmart.