Keberagaman dan Kerukunan Umat Beragama di Tambang Bawah Tanah DMLZ PTFI

Iwan Supriyatna Suara.Com
Selasa, 10 Desember 2024 | 20:01 WIB
Keberagaman dan Kerukunan Umat Beragama di Tambang Bawah Tanah DMLZ PTFI
Masjid Al Baabul Munawwar di dalam tambang PTFI. (Suara.com/Iwan Supriyatna)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di kedalaman 1.760 meter di bawah permukaan tanah, sebuah pemandangan yang jarang ditemukan di banyak tempat, terutama di Indonesia, terlihat di tambang bawah tanah DMLZ milik PT Freeport Indonesia (PTFI). Di sana, dua tempat ibadah yang mewakili dua agama besar berdiri berdampingan dengan penuh keharmonisan, yakni Masjid Al Baabul Munawwar dan Gereja Oikumene Soteria.

Keberadaan kedua tempat ibadah ini mencerminkan bagaimana keberagaman dapat hidup berdampingan dengan damai, bahkan di lingkungan kerja yang berisiko tinggi sekalipun.

Masjid Al Baabul Munawwar dan Gereja Oikumene Soteria tidak hanya sekadar tempat untuk beribadah, tetapi juga menjadi simbol kerukunan antarumat beragama di salah satu kawasan pertambangan terbesar di dunia.

Keberagaman umat beragama di wilayah ini bukanlah hal yang langka, karena PTFI mempekerjakan ribuan pekerja dari berbagai latar belakang agama dan suku. Meski hidup di lingkungan yang serba terbatas dan penuh tantangan, mereka tetap dapat saling menghormati dan menjaga kedamaian.

Baca Juga: New Guinea Singing Dog Jadi Salah Satu Indikator Keberhasilan Ekologi di Grasberg PT Freeport Indonesia

Di lingkungan yang terisolasi seperti tambang bawah tanah ini, keberadaan tempat ibadah menjadi sangat penting. Bagi sebagian pekerja, kesempatan untuk menjalankan ibadah dengan tenang sangat berarti, apalagi mereka harus bekerja dalam kondisi fisik yang berat dan lingkungan yang keras.

Gereja Oikumene Soteria. (Suara.com/Iwan Supriyatna)
Gereja Oikumene Soteria. (Suara.com/Iwan Supriyatna)

Saat Suara.com berkesempatan berkunjung pada Selasa (10/12/2024), masjid dan gereja yang ada di bawah tanah ini tidak hanya menjadi tempat spiritual, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar umat beragama yang bekerja bersama.

Keberadaan Masjid Al Baabul Munawwar di tambang bawah tanah ini menunjukkan bagaimana umat Muslim dapat menjalankan kewajiban ibadah dengan penuh ketenangan. Di sisi lain, Gereja Oikumene Soteria juga memberi ruang bagi umat Kristiani untuk merayakan kebersamaan dalam doa dan ibadah.

Meski berbeda keyakinan, keduanya menunjukkan contoh yang luar biasa tentang bagaimana agama bisa menjadi jembatan pemersatu dalam sebuah komunitas yang majemuk.

Selain fungsi spiritual, kedua tempat ibadah ini juga memiliki peran penting dalam memelihara mental dan moral pekerja.

Baca Juga: Laba MIND ID Q3 2024 Lampaui Total Laba 2023, Bukti Kesuksesan Hilirisasi Mineral

Di tengah tekanan dan stres yang ditimbulkan oleh pekerjaan di tambang yang keras, tempat ibadah menjadi ruang bagi mereka untuk mendapatkan ketenangan dan kekuatan batin.

Inilah salah satu bentuk keseimbangan yang terjaga dengan baik, di mana kedamaian agama turut mendukung semangat bekerja dan produktivitas para pekerja.

Masjid dan gereja di bawah tanah PTFI juga menggambarkan sikap inklusif dan toleransi yang tinggi di kalangan pekerja tambang. Meskipun mereka datang dari latar belakang yang berbeda-beda, mereka tetap saling menghormati dan menjaga kerukunan.

Toleransi beragama di sini bukan hanya teori, tetapi benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mencerminkan semangat Bhinneka Tunggal Ika, yang mengajarkan bahwa meskipun berbeda-beda, Indonesia tetap satu.

Dalam kenyataannya, keberadaan kedua tempat ibadah ini menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah halangan untuk hidup bersama. Bahkan, perbedaan agama, suku, dan budaya dapat menjadi sumber kekuatan yang memperkaya kehidupan sosial dan spiritual.

Di tambang bawah tanah ini, para pekerja dari berbagai agama menunjukkan bahwa kerukunan bukan hanya bisa dicapai di tempat-tempat terbuka, tetapi juga di ruang yang sempit dan tertutup sekalipun.

Keberagaman yang terjaga dengan baik di PTFI juga mendapat dukungan penuh dari manajemen perusahaan. Pihak perusahaan sangat memahami pentingnya menyediakan fasilitas ibadah bagi karyawan dengan latar belakang agama yang berbeda.

Hal ini menunjukkan bahwa PTFI tidak hanya peduli dengan kesejahteraan fisik pekerjanya, tetapi juga kesejahteraan mental dan spiritual mereka. Ini merupakan contoh nyata dari corporate social responsibility (CSR) yang mengedepankan keberagaman dan toleransi.

Kerukunan antarumat beragama di tambang bawah tanah PTFI menjadi teladan bagi banyak pihak. Kehidupan yang terisolasi dan penuh tantangan justru mendorong mereka untuk lebih menghargai satu sama lain.

Dalam kondisi yang sulit, mereka tetap menjaga persaudaraan dan saling mendukung, menjadikan tempat ibadah sebagai simbol penting dari kehidupan harmonis mereka.

Melihat bagaimana umat beragama dapat hidup berdampingan dengan penuh kedamaian di tengah tantangan tambang bawah tanah ini, menjadi pelajaran berharga bagi kita semua.

Bahwa sejauh apapun kita berada, betapa pun sulitnya kondisi yang kita hadapi, kerukunan dan keberagaman selalu bisa dijaga dengan saling menghormati dan memahami. Di bawah tanah PTFI, agama menjadi kekuatan pemersatu yang memberikan kedamaian dan ketenangan bagi umat manusia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI