Suara.com - Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengkritik kehadiran tentara Israel di Suriah seiring dengan pengunduran diri Bashar Assad dari posisi kepemimpinan negara tersebut.
Pezeshkian menyerukan kepada negara-negara di Timur Tengah untuk tetap waspada terhadap tindakan Israel yang berkaitan dengan rakyat di kawasan, seperti yang disampaikan oleh kantor Presiden Iran dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, stasiun penyiaran Israel, Kan, melaporkan bahwa pada Minggu (8/12), Angkatan Bersenjata Israel (IDF) telah menduduki pos Suriah di Gunung Hermon setelah tentara Suriah meninggalkan posisinya di zona penyangga.
Juru bicara IDF dalam bahasa Arab, Avichai Edri, mengeluarkan peringatan bagi penduduk lima kota perbatasan di Suriah selatan untuk tetap tinggal di rumah demi alasan keamanan.
Baca Juga: Netanyahu Tuding Tergulingnya Assad Sebagai 'Jatuhnya Mata Rantai Kejahatan Iran'
"Pezeshkian dengan tegas mengutuk tindakan rezim Zionis yang melanggar integritas teritorial Suriah. Ia juga meminta semua pihak di Suriah dan negara-negara tetangga untuk waspada terhadap penyalahgunaan situasi oleh rezim Zionis untuk memperluas kebijakan ilegalnya terhadap bangsa-bangsa di kawasan ini," kata pernyataan dari kantor Presiden Iran, seperti yang dikutip via Antara oleh Sputnik.
Sebelumnya, Kepala Pemerintahan Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa perjanjian pemisahan dengan Suriah di Dataran Tinggi Golan yang dibuat setelah Perang Yom Kippur 1973 tidak lagi berlaku karena tentara Suriah telah meninggalkan posisinya. Netanyahu menegaskan bahwa ia telah memerintahkan tentara Israel untuk menduduki zona demarkasi dan pos-pos yang ada.
Israel juga aktif memperkuat pertahanannya di Dataran Tinggi Golan menyusul jatuhnya Presiden Bashar Assad dan penguasaan sebagian besar wilayah Suriah oleh pasukan oposisi bersenjata. Pada Minggu (8/12), kelompok bersenjata tersebut berhasil merebut ibu kota Damaskus.
Perdana Menteri Suriah, Mohammad Ghazi al-Jalali, menyatakan bahwa ia dan 18 menteri lainnya memutuskan untuk tetap berada di Damaskus dan telah berkomunikasi dengan pemimpin kelompok militan yang memasuki kota tersebut.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengonfirmasi bahwa Presiden Bashar al-Assad telah mengundurkan diri dan meninggalkan Suriah setelah bernegosiasi dengan beberapa pihak terkait konflik tersebut.
Baca Juga: Patung-Patung Hafez al-Assad Dirobohkan, Suriah Rayakan Akhir Sebuah Era
Sumber dari Kremlin menyebutkan bahwa Assad dan keluarganya telah tiba di Moskow dan Rusia memberikan suaka kepada mereka atas dasar kemanusiaan.
Dataran Tinggi Golan adalah wilayah yang sebelumnya merupakan bagian dari Suriah hingga 1967. Selama Perang Enam Hari, Israel menduduki wilayah tersebut, dan setelah Perang Yom Kippur (1973), kedua pihak sepakat untuk melakukan gencatan senjata dan pemisahan pasukan. Pada tahun 1974, pos-pos penjaga perdamaian PBB didirikan di Dataran Tinggi Golan.