Filipina Ancam Kerahkan Kapal Perang, Ketegangan di Laut China Selatan Memanas!

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 08 Desember 2024 | 22:50 WIB
Filipina Ancam Kerahkan Kapal Perang, Ketegangan di Laut China Selatan Memanas!
Peta yang menunjukkan Laut Cina Selatan di antara negara-negara Asia Tenggara dan Cina. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Filipina telah mengeluarkan peringatan untuk mengerahkan kapal perang ke Laut China Selatan (LCS) setelah adanya tuduhan bahwa kapal-kapal Angkatan Laut China telah mengganggu kapal-kapal Filipina di perairan yang disengketakan.

Juru bicara Komando Laut Filipina Barat (PCG), Jay Tarriela, menyatakan bahwa pengerahan kapal angkatan laut ke perairan teritorial Filipina adalah salah satu opsi kebijakan yang sedang dipertimbangkan oleh Presiden Ferdinand Marcos Jr. Ia menegaskan bahwa keputusan akhir mengenai langkah ini ada di tangan presiden dan Angkatan Bersenjata Filipina.

Laut Filipina Barat (WPS), yang diakui secara resmi oleh pemerintah Filipina, merupakan bagian dari zona ekonomi eksklusif negara tersebut. Dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan antara Beijing dan Manila di LCS semakin meningkat, sebuah wilayah yang memiliki luas 3,5 juta kilometer persegi dan dilalui perdagangan global senilai sekitar 11,3 miliar dolar AS setiap tahunnya.

Tarriela, seperti yang dikutip dari Antara, mengatakan bahwa meskipun Angkatan Laut Filipina terus memantau situasi di WPS, mereka tidak melakukan intervensi ketika kapal Penjaga Pantai China atau milisi maritim mengganggu nelayan Filipina.

Baca Juga: Potensi Jungkalkan Timnas Indonesia, Ini Peta Kekuatan Vietnam dan Filipina

Perselisihan ini mencerminkan meningkatnya ketegangan regional atas jalur perairan strategis tersebut, di mana China mengklaim hampir seluruh wilayah LCS yang tumpang tindih dengan perairan teritorial beberapa negara, termasuk Filipina, Brunei, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

Manila secara konsisten menuduh Beijing melakukan tindakan agresif dengan menggunakan penjaga pantai dan milisi maritim untuk mengintimidasi kapal serta nelayan Filipina.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI